Kamis, 25 Desember 2014

TULISAN 9 ETIKA BISNIS



Review Movie : Gravity (2013) 
 


Ini dia fakta-fakta, kisah cerita di balik pembuatan dan sinopsis film Gravity, yang berhasil memborong banyak penghargaan Piala Oscar 2014. Gravity adalah film drama luar angkasa 3D tahun 2013 yang ditulis, diproduseri, disunting, dan disutradarai Alfonso Cuarón. Film ini dibintangi Sandra Bullock dan George Clooney yang berperan sebagai astronot yang selamat dari bencana wahana antariksa. 

Cuarón menulis naskahnya bersama putranya, Jonás, dan berusaha mengembangkan proyek ini di Universal Studios. Setelah hak proyeknya dijual, proyek ini justru mendapat perhatian Warner Bros. Studio ini mendekati sejumlah aktris sebelum akhirnya menetapkan Bullock sebagai pemeran utama wanita. Robert Downey, Jr. juga sempat terlibat sebagai pemeran utama pria sebelum meninggalkan proyek ini dan digantikan oleh Clooney. 
Gravity menjadi film pembuka 70th Venice International Film Festival pada bulan Agustus 2013. Tayang perdana di Amerika Utara diselenggarakan tiga hari kemudian di Telluride Film Festival. Film ini dirilis besar-besaran di Amerika Serikat dan Kanada tanggal 4 Oktober 2013 dan Filipina tanggal 3 Oktober 2013. 

Pernahkah sebagian dari kita memiliki mimpi untuk menjadi astronot? Atau setidaknya, menjelajah ruang angkasa. Keluar dari Bumi, menuju planet lain, pergi ke Bulan, pergi ke bintang-bintang yang biasanya hanya kita lihat sebagai sebuah titik terang di malam hari. Ruang angkasa menyimpan misteri yang besar, dan manusia selalu tertarik kepada sesuatu yang misterius, yang tak mereka ketahui, yang terasa jauh.

Kebanyakan buku dan film, terutama buku dan film yang ditujukan bagi anak-anak, menggambarkan ruang angkasa sebagai sebuah ruang yang indah. Alien, terbang melayang tanpa gravitasi, petualangan dengan pesawat ulang alik, tentunya itu semua merupakan cerita yang indah bagi anak-anak. Kemegahan foto-foto nebula, keindahan gugusan bintang dan galaksi-galaksi yang biasa ditunjukkan oleh fot-foto tentang luar angkasa menambah kesan indah terhadap luar angkasa itu sendiri. Tetapi seindah itu pulakah, bila kita benar-benar dapat pergi ke luar angkasa? Lebih nyaman kah daripada kehidupan kita di Bumi?  


Gravity menjawab itu semua dengan kata "tidak". Ya, hidup di luar angkasa tak semudah yang ada di pikiran kita. Boleh jadi teknologi semakin maju dan ketiadaan oksigen di luar angkasa dapat diantisipasi. Tetapi bukankah tetap saja, semuanya terbatas? Bagaimana bila kita telah sampai pada batas itu, batas di mana kita dapat hidup dengan tenang di luar angkasa? Dalam batas inilah, Ryan Stone (Sandra Bullock), mencoba untuk bertahan hidup agar dapat kembali ke Bumi, sebagai satu-satunya awak yang tersisa dalam proyek reparasi salah satu satelit NASA.
 
1. Sinopsis dan alur cerita
Insinyur biomedis Dr. Ryan Stone menjalani misi antariksa pertamanya ditemani astronot veteran Matt Kowalski yang memimpin ekspedisi terakhirnya. Saat sedang jalan-jalan di angkasa, Mission Control di Houston memperingatkan Stone dan Kowalski bahwa serpihan hasil uji anti-satelit Rusia beterbangan menabrak satelit-satelit lain, sehingga menciptakan kehancuran berantai yang menghasilkan badai sampah besar yang bergerak ke arah mereka. Serpihan tersebut merusak wahana antariksa Explorer, menghancurkan sebagian besar wahananya, dan membuat mereka berdua terjebak di luar angkasa dengan suplai udara yang terbatas. Satelit yang menjembatani komunikasi antara kedua astronot dan Mission Control ikut hancur.
Stone lepas kendali setelah terpisah dari lengan palka kargo Explorer. Kowalski menyelamatkan Stone dengan ransel pendorong yang terpasang di baju astronotnya. Sambil terikat satu sama lain, mereka kembali ke Explorer dan melihat kerusakannya terlalu masif dan seluruh awak di sana tewas. Mereka memutuskan memakai ransel pendorong ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang letaknya dekat di orbit. Kowalski memperkirakan mereka punya waktu luang 90 menit sebelum badai sampah menyelesaikan orbitnya dan menghantam mereka.
Dalam perjalanan ke ISS, kedua astronot membicarakan kehidupan Stone di Bumi dan kematian putrinya dalam kecelakaan di halaman sekolah. Saat mereka mendekati ISS, mereka melihat awak ISS telah dievakuasi menggunakan salah satu modul Soyuz dan wahana lainnya rusak akibat badai sampah. Tanpa udara dan listrik, mereka berusaha berpegangan pada benda apapun di ISS sambil menabraknya. Sebuah panel surya memutus tali yang mengikat mereka berdua. Pada saat-saat terakhir, kaki Stone terbelit tali parasut yang terhubung dengan Soyuz dan ia mampu memegang tali penghubung baju Kowalski. Massa Kowalski mempertegang tali parasut yang membelit kaki Stone. Menyadari bahwa ISS yang rusak ini tergeser terus dari orbitnya dan molekul udaranya menciptakan drag besar bagi kedua astronot ini, Kowalski mengorbankan dirinya supaya Stone bisa selamat. Ketika Kowalski terbang jauh, ia memberitahu Stone melalui radio bahwa kerusakan Soyuz membuatnya tidak mungkin turun ke Bumi dengan selamat, ia bisa menggunakannya untuk terbang ke Tiangong yang diduga memiliki modul lain yang bisa diterbangkan ke Bumi.
Ketika Stone berusaha memisahkan Soyuz dari stasiun, ia menyadari kabel parasutnya masih terikat dengan ISS. Ia berjalan ke luar untuk membebaskan kapsulnya dan berhasil tepat sebelum badai serpihan kembali dan menghancurkan stasiun luar angkasa. Stone meluruskan jalur terbangnya ke Tiangong dan melihat bahwa tangki bahan bakarnya kosong. Karena merasa terjebak, Stone menyerah. Alih-alih menunggu keracunan karbon dioksida, ia berusaha bunuh diri secara perlahan dengan melakukan dekompresi kabin supaya mengalami hipoksia tanpa perlu kesakitan. Saat ia mulai kehilangan kesadaran akibat menipisnya oksigen, Stone melihat Kowalski di luar kapsul. Kowalski memasuki kapsul dan memberitahunya untuk memakai roket pemulangan kapsul untuk bergerak ke Tiangong. Ia lalu menghilang layaknya halusinasi. Stone mengembalikan level oksigennya dan mengikuti sarannya untuk terbang ke stasiun luar angkasa Cina.
Menyadari akan meleset beberapa meter dari stasiun, Stone pun membuka palka Soyuz ketika kapsulnya masih bertekanan dan ia terlempar jauh. Ia terbang ke Tiangong menggunakan tabung racun api sebagai pendorong alternatifnya, kemudian masuk kapsul Shenzhou ketika Tiangong mulai terbakar di lapisan atmosfer teratas karena tergeser dari orbit stabilnya akibat badai serpihan satelit. Ketika ia turun ke Bumi, Stone menangkap suara Mission Control melalui radio. Mereka melacak kapsulnya dan mengirimkan tim penyeamat.
Shenzhou jatuh di sebuah danau di wilayah tak berpenghuni. Saat kapsulnya tenggelam, Stone harus melepaskan baju astronotnya dan berenang ke tepian. Sisa-sisa Tiangong dan serpihan satelit lainnya tampak terbakar di atmosfer. Stone mencapai tepi danau dan berjalan tertatih-tatih sambil menyesuaikan diri dengan gravitasi Bumi.
2. Pemeran
  • Sandra Bullock sebagai Dr. Ryan Stone
  • George Clooney sebagai Matt Kowalski
  • Ed Harris sebagai Mission Control (suara)
  • Orto Ignatiussen sebagai Aningaaq (suara)
  • Paul Sharma sebagai Shariff (suara)
  • Amy Warren sebagai Kapten Explorer (suara)
  • Basher Savage sebagai Kapten Stasiun Luar Angkasa Rusia (suara)
3. Tema
Meski berlatar luar angkasa, film ini memiliki cerita perjuangan bertahan hidup setelah kandas di alam liar dan mengisahkan perubahan psikologis dan ketabahan pasca-bencana. Cuarón menggunakan Stone untuk mengilustrasikan kekosongan pikiran, kegigihan, pelatihan, dan improvisasi di hadapan isolasi dan konsekuensi hukum Murphy yang mematikan.
Walaupun film ini tidak berusaha menyaingi filosofi 2001: A Space Odyssey atau Solaris, Cuarón memunculkan sejumlah adegan yang memperlihatkan Stone mengalami devolusi dengan meringkuk seperti janin setelah masuk ISS dan berevolusi kembali dengan merangkak keluar dari danau dan berdiri di tanah.
Film ini juga memakai tema-tema spiritual seperti hilangnya makna kematian putri Ryan yang tidak disengaja, keinginan untuk selamat di hadapan kematian yang mustahil terelakkan, dan ketidakmungkinan untuk diselamatkan. Kekacauan terjadi namun tidak ada saksi mata yang bisa memperkuat kesaksian astronot yang selamat.
Pengaruh adegannya dipertegas dengan berpindah-pindah antara sudut pandang objektif dan subjektif, sisi terang planet dan sisi gelap luar angkasa, badai serpihan mematikan yang acak namun bisa ditebak, dan kesunyian angkasa yang hampa udara diiringi musik film.
Film ini memiliki beberapa adegan yang direkam sangat lama tanpa gangguan untuk menarik perhatian penonton dan diselingi oleh adegan-adegan klaustrofobik di dalam baju astronot dan kapsul angkasa.
Cuarón juga terinspirasi oleh film-film klasik luar angkasa lainnya dengan menetapkan Ed Harris sebagai pengisi suara Mission Control (sama seperti perannya di Apollo 13), evokes Sigorney Weaver’s vulnerable Ripley from Alien, serta penggunaan racun api di luar angkasa dari WALL-E.
4. Pengembangan Produksi
Proyek ini dikembangkan di Universal Pictures selama beberapa tahun, namun akhirnya dijual ke studio lain dan diterima Warner Bros. Pada Februari 2010, proyek ini menarik perhatian Angelina Jolie yang sebelumnya menolak ambil peran dalam sekuel Wanted.
Pada akhir Februari, ia meninggalkan proyek, salah satu alasannya adalah studio tidak mau memenuhi tarifnya sebesar $20 juta yang baru saja ia terima setelah membintangi dua film terbarunya. Ia menerima $19 juta di untuk The Tourist dan lebih dari $20 juta untuk Salt. Ia juga meninggalkan proyek ini karena akan terlibat sebagai sutradara film perang Bosnia, In the Land of Blood and Honey. Pada bulan Maret, Robert Downey, Jr. dipertimbangkan untuk dijadikan pemeran tokoh utama pria.
Pada pertengahan 2010, Marion Cotillard menguji peran utama wanitanya. Pada Agustus 2010, Scarlett Johansson dan Blake Lively juga ikut menguji tokoh utamanya. Bulan Septembernya, Cuarón mendapat persetujuan dari Warner Bros. untuk menawarkan peran ini tanpa uji layar kepada Natalie Portman yang mendapat pujian atas film terbarunya, Black Swan. Portman meninggalkan proyek ini karena jadwalnya yang tabrakan. Warner Bros. kemudian menawarkan peran ini kepada Sandra Bullock. Bulan November 2010, Downey meninggalkan proyek ini untuk membintangi How to Talk to Girls, sebuah proyek yang dikembangkan dan disutradarai Shawn Levy. Pada bulan Desember, seiring masuknya Bullock sebagai pemeran utama, George Clooney menjadi pengganti Downey.
Salah satu tantangan besar bagi kru film adalah cara merekam adegan panjang di lingkungan tanpa gravitasi. Akhirnya kru memutuskan memakai CGI untuk adegan jalan-jalan di angkasa dan robot otomotif untuk memindah-mindahkan tokoh Bullock di dalam stasiun luar angkasa. Ini berarti awal dan akhir rekamannya harus direncanakan sebelumnya agar robotnya bisa diprogram terlebih dahulu.
5. Perekaman
Gravity memiliki anggaran produksi sebesar $100 juta dan difilmkan secara digital. Fotografi utamanya dimulai pada akhir Mei 2011. Adegan-adegan aslinya direkam di Pinewood dan Shepperton Studios di Britania Raya dan efek visualnya ditangani TIm Webber di Framestore London.
Efek 3D dirancang dan diurus oleh Chris Parks. Sebagian besar efek 3D-nya dibuat melalui stereoskopi grafis komputer di Framestore dan sisanya menjalani alih format di Prime Focus, London dibantu Framestore. Pengurus efek di Prime Focus adalah Richard Baker. Perekaman dimulai di London bulan Mei 2011.
Film ini memiliki sekitar 200 potongan adegan, sangat sedikit jika dibandingkan dengan kebanyakan film dengan durasi seperti ini. Meski trailer pertamanya mengandung suara ledakan, Cuarón mengonfirmasi bahwa adegan angkasa di filmnya tidak bersuara: “Mereka membuat [suara] ledakan [di trailer-nya]. Setahu kami tidak ada suara di luar angkasa. Kami tidak akan menambah suara di filmnya.”
Banyak adegan Bullock direkam dengan cara memasukkannya ke sebuah rig mekanik raksasa. Masuk ke rig tersebut memakan waktu sehingga Bullock memilih berada di dalamnya selama 9 sampai 10 jam sehari, berkomunikasi dengan kru di luar dengan headset. Pembuatan adegan ini menurut Cuaron menjadi dasar tantangan terbesar bagi dirinya, yaitu membuat studionya menarik dan tidak memunculkan rasa klaustrofobia. Kru film berusaha mewujudkannya dengan membuat perayaan besar-besaran saat Bullock tiba di studio setiap harinya. Mereka juga menjuluki rig ini “Sandy’s cage” dan memberinya papan nama yang terang.
6. Musik untuk film Gravity
“Spiegel im Spiegel” yang ditulis oleh komponis Estonia Arvo Pärt tahun 1978 dipakai di sebagian besar trailer resminya.
Musik film Gravity digubah oleh Steven Price. Album runut bunyinya dirilis secara digital pada 17 September 2013 dan secara fisik pada 1 Oktober 2013 oleh WaterTower Music. Pada tanggal 5 September 2013, potongan runut bunyi selama 23 menit dirilis di Internet.
7. Rilis
Gravity dirilis di teater 3D dan IMAX 3D tanggal 4 Oktober 2013. Film ini rencananya dirilis tanggal 21 November 2012, namun dipindah ke tahun 2013 untuk merampungkan tahap pasca-produksinya.
8. Pendapatan
Laporan awal menyebut bahwa film ini menghasilkan $40 juta pada hari pertamanya di Amerika Utara. Film ini menghasilkan $1,4 juta pada pemutaran Kamis malam dan meroket menjadi $17,5 juta pada hari Jumatnya. Film ini menjadi langsung menjadi film pembuka Oktober terbesar sepanjang masa dengan penghasilan $55,55 juta. Dari pendapatan kotor akhir pekan pertamanya, 80 persennya berasal dari bioskop 3D dengan total $44 juta. Jumlah tadi sudah termasuk hasil pemutaran IMAX 3D sebesar $11,2 juta (20 persen dari total penghasilan), jumlah terbesar yang pernah diterima film yang rilis perdananya menghasilkan lebih dari $50 juta.
9. Tanggapan kritikus
Gravity tayang perdana di 70th Venice International Film Festival pada tanggal 28 Agustus dan mendapatkan pujian universal dari para kritikus dan penontonnya. Mereka memuji akting, pengarahan, skenario, sinematografi, efek visual, desain produksi, penggunaan 3D, dan musik gubahan Steven Price.
Agregator ulasan film Rotten Tomatoes melaporkan bahwa 98% kritikus memberi ulasan yang positif untuk film ini berdasarkan 217 ulasan dengan nilai “Certified Fresh” dan nilai rata-rata 9,1/10. Konsensus situsnya adalah: “Gravity besutan Alfonso Cuarón adalah film tegang fiksi ilmiah yang mengerikan dan menegangkan yang disutradarai dengan sangat cerdas dan memiliki visual yang menakjubkan”.
Di Metacritic, film ini mendapatkan skor 96 dari 100 (“pujian universal”) berdasarkan 47 ulasan. Pemungutan suara CinemaScore yang diadakan pada minggu pertama rilisnya menghasilkan nilai A- dalam skala A+ sampai F.
Di Variety, Justin Chang berpendapat bahwa film ini “mengembalikan rasa takjub, teror, dan harapan ke layar lebar yang bisa membuat para kritikus dan penonton di seluruh dunia terpesona”. Richard Corliss dari Time menyatakan bahsa, “Cuar‪ón menunjukkan hal-hal yang tidak mungkin terjadi namun bisa terjadi di langit hampa yang menakutkan sekaligus indah di atas kita. Jika film-film masa lampau sudah terabaikan, Gravity memperlihatkan kejayaan masa depan sinema kepada kita. Film ini begitu menegangkan dalam berbagai tingkatan. Karena Cuar‪ón adalah visioner perfilman yang paling disegani, Anda tidak akan bosan melihat filmnya.”
Ia juga mengatakan bahwa, “Selain teknologi, Cuar‪ón memainkan sudut pandang dengan berani dan cerdas: dalam satu adegan Anda berada di dalam helm Ryan ketika ia menjelajahi alam tanpa suara, lalu dengan perpindahan yang halus Anda sudah berada di luar untuk melihat reaksi Ryan. Efek 3D-nya, yang ditambahkan dalam proses pascaproduksi, memiliki pengaruh luar angkasanya sendiri: badai serpihan mengarah ke Anda ditambah kesadaran si astronot bahwa ia benar-benar sendirian di luar angkasa.”
Film ini dipuji oleh sutradara James Cameron yang mengatakan, “Aku rasa inilah fotografi angkasa terbaik yang pernah dilakukan. Aku pikir inilah film angkasa terbaik yang pernah dibuat dan inilah film yang kutunggu-tunggu dari dulu”.
10. Penghargaan
Di luar penghargaan dalam Oscar 2014, film ini memenangkan “Future Film Festival Digital Award” di 2013 Venice Film Festival. Sandra Bullock dianugerahi “Best Actress Award” di 2013 Hollywood Film Festival atas “penampilannya yang luar biasa di Gravity” dan “pemeranan berlapisnya yang mengesankan dan emosional yang lagi-lagi membuktikan bahwa ia adalah salah satu aktris paling disegani dan ternama di Hollywood.”
11. Akurasi ilmiah
Film ini dipuji karena realisme ceritanya dan secara keseluruhan mematuhi prinsip-prinsip fisika meski ada beberapa adegan yang kurang akurat dan berlebihan.
Teleskop Antariksa Hubble (HST), yang pada awal film terlihat sedang diperbaiki, memiliki orbit 350 mil di atas Bumi. ISS memiliki orbit elips 220 mil di atas Bumi, sedangkan satelit komunikasi (yang dihancurkan oleh serpihan satelit Rusia) mengorbit di ketinggian 22.500 mil. Karena itu mustahil berpindah dari orbit Hubble ke ISS dengan Manned Maneuvering Unit. Selain itu, badai serpihannya tidak akan menabrak satelit komunikasi maupun HST. Sutradara mengakui bahwa film ini tidak akurat secara ilmiah dan ada sejumlah improvisasi supaya alur ceritanya lengkap.


Overall, Gravity adalah film yang memuaskan. Ini bukan hanya sebuah parade visual ruang angkasa yang indah dan mengagumkan, namun juga merupakan sebuah petualangan yang tahu cara tepat dalam bercerita, sebuah kompleksitas dari perjuangan sederhana yang dibangun dalam keanggunan yang memikat. Ya, bahkan untuk kualitas blu-ray sekalipun saya masih ragu film ini akan dapat memberikan sebuah pengalaman sinematik yang sama baiknya. Wajib di layar lebar, bahkan 3D. Gravity, this year's Life of Pi.

Memang, film-film yang bercerita tentang proses bertahan hidup seperti ini akan membosankan bagi mereka yang menikmati film dari segi alur, bagi mereka yang menyukai film dengan latar yang beragam dan tokoh yang banyak seperti film-film kolosal, action, atau fantasi. Tetapi terlepas dari itu semua, dari segi tokoh, penokohan, dialog antar tokoh, monolog, sinematografi dan aspek sonor, film ini memang layak diacungi jempol dan wajib untuk ditonton.
Referensi

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar