Sabtu, 28 Desember 2013

TULISAN 11 SOFTSKILL (PERILAKU KONSUMEN)



KELAS SOSIAL DAN KELOMPOK STATUS 

Perbedaan antara Kelas Sosial dengan Status Sosial
Menurut Weber, status sosial berbeda dengan kelas sosial sebagai prinsip mendasar mengenai stratifikasi sosial. Kelas sosial mengacu pada perbedaan secara ekonomis dan kesenjangan ekonomi. Sedangkan status sosial mengacu pada perbedaan yang menurut posisi individu di masyarakat dan penghormatan masyarakat kepada seseorang berdasarkan posisi sosialnya di masyarakat.
Status sosial ditentukan situasi khusus yang memungkinkan seseorang mendapat penghormatan atau penghargaan dari orang lain. Penghormatan tersebut bisa karena beberapa faktor misalnya, keturunan, agama, kharisma yang ia miliki, ketokohannya di masyarakat, dan lain sebagainya. Lain halnya pada kelas sosial yang lebih menekankan pada faktor ekonomi. Status sosial muncul pada masyarakat komunal di mana penghormatan terhadap orang lain berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas dianggap penting. Sementara kelas sosial sebagai faktor yang beroperasi pada setiap individu di dalam masyarakat. Kelas sosial dan status sosial menentukan bentuk-bentuk khusus stratifikasi sosial yang memperlihatkan elemennya masing-masing. 

Pemilikan
Pemilikan adalah simbol keangotaan kelas tidak hanya jumlah pemilikannya, tetapi sifat pilihan yang dibuat. Kepemilikan status sosial di masyarakat sangat di harapkan bagi sebagian besar masyarakat untuk bisa menaikan tingkat kelas sosial yang ada. Tidak dipungkiri bahwa status sosial sangatlah diperlukan individu untuk dapat bergaul di masyarakat luas tanpa merasa rendah kelas sosialnya.

Dinamika Kelas Sosial
Perilaku kelas sosial dinamis karena mencerminkan lingkungan yang berubah. Dinamika kelas sosial mencerminkan perbedaan kelas antara kelas middle-up and middle-down. 

Sosial Mobility dan Konsekuensinya terhadap Market    
Mobilitas sosial sendiri memiliki arti yaitu perbedaan status sosial. Perbedaan status sosial antara seseorang dapat mempengaruhi prilaku seseorang dalam membeli. Apabila mobilitas sosial seseorang  lebih tinggi maka secara otomatis orang tersebut akan mempunyai prilaku pembelian yang lebih konsumtif, dan begitu sebaliknya jika seseorang berada pada tingkat mobilitas sosial yang rendah, maka orang tersebut tingkat konsumsinya akan mengalami penurunan.

Tipe gerak sosial yaitu:
A.  Gerak sosial vertical
Gerak sosial vertikal merupakan suatu perpindahan individu atau objek dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat.
Gerak sosial vertical sesuai dengan arahnya dibedakan menjadi dua lagi:
§  Gerak sosial vertical naik
Terdapat dua bentuk utama yaitu:
·         Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi.
·         Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut.

§  Gerak sosial vertical turun
Terdapat dua bentuk utama diantaranya:
·         Turunya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.
·         Turunya derajat kelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai suatu kesatuan.

B.  Gerak sosial horizontal
Gerak sosial horizontal merupakan suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainya yang sederajat.

Klasifikasi Geodemografi  dan Manfaat bagi Pemasar

Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapatan bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup dan kebiasaan konsumsi yang sama. Geodemografi  merupakan sebuah kombinasi dari karakteristik demografis dan gaya hidup konsumen dalam cluster geografis. perusahaan riset pemasaran telah mengembangkan system klasifikasi atau  Clusering yang mengidentifikasi segmen-segmen geodemografis yang berbeda.
Penetapan Sasaran Berdasarkan Geodemografis
Kata geodemografis adalah gabungan kata geografi dan demografi, yang secara indah mendiskripsikan targeting dalam bentuk ini. Dasar pemikiran menjadi landasan geodemographic targeting adalah bahwa orang-orang yang menetap diarea yang sama, misalnya bertetangga atau dalam satu zona kode area, juga memiliki persamaan dalam demografi dan gaya hidup. Beberapa perusahaan mengembangkan layanan yang menghilangkan batas area geografis kedalam common group atau cluster, dimana terdapat orang-orang dengan karakteristik  demografis serta gaya hidup yang sama.

Pemasaran untuk Pangsa Kelas Sosial
Kelas sosial kerap diterapkan pada masalah pemangsaan pasar, proses mendefinisikan kelompok pelanggan yang homogen dan membuat tawaran yang kuat secara khusus untuk mereka. Kelas social dirasakan sebagai konsep yang berguna untuk pemangsaan pasar didalam kerja pelopor.
Prosedur untuk pemangsaan pasar mencakupi langkah-langkah berikut:
·         Identifikasi pemakaian kelas social dari produk.
·         Perbandingan variabel kelas social untuk pemangsaan dengan variabel lain.
·         Deskripsi karakteristik kelas social yang di identifikasi didalam target pasar.
·         Perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan keefektifan bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas sosial.

Pengenalan Kebutuhan dan Kriteria Evaluasi
Gambarkanlah proses pengenalan kebutuhan yang terjadi sebelum anda membeli minuman kaleng ringan anda yang terakhir. Bagaimana perbedaannya dengan proses yang mendahului pembelian sepasang sepatu karet yang baru? Jika ada, peran apa yang dimainkan iklan dalam pengenalan kebutuhan anda?
Pengenalan kebutuhan yang terjadi pada kasus ini adalah ketika saya sebagai konsumen penikmat minuman kaleng tersebut. Minuman kaleng sangat praktis dibawa kemana saja dan terdapat dimana saja. Misalnya Fanta dengan bermacam – macam rasa sering dikonsumsi oleh para konsumen karena mudah dibawa. Rasa yang disediakan adalah rasa yang memberikan kesegaran jika diminum dingin. Misalnya rasa strawberry, apel, dan anggur.
Pengenalan kebutuhan minuman kaleng fanta terjadi pada saat orang-orang mulai malas membawa minuman sendiri dari rumahnya. Selain itu, minuman kaleng tidak tumpah dan dapat tahan dingin lebih lama dibanding minuman botol plastik. Fanta sudah banyak dikenal konsumen lewat media televisi dengan memberikan visual gambar yang menarik. Saya mulai melihat dan mencoba minuman kaleng tersebut ketika iklan beredar di televisi.
Menurut Hasan (1988) evaluasi program semula merupakan evaluasi kurikulum. Karena itu cenderung tidak membedakan evaluasi program dengan evaluasi kurikulum. Sehubungan dengan pendapat tersebut, akan diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan kriteria dalam mengadakan evaluasi.
Evaluasi harus berhubungan dengan kriteria. Dasar pemikiran tersebut, dengan criteria evaluator dapat memberikan pertimbangan nilai, harga, dan komponen-komponen program yang perlu penyempurnaan serta yang telah memenuhi persyaratan. Evaluator tanpa kriteria sama dengan bekerja dalam kegelapan. Tnpa adanya kriteria pertimbangan yang diberikan adalah tanpa dasar.
Kriteria evaluasi dikembangkan melalui model-model evaluasi yang digunakan. Empat kelompok pengembangan yang dapat dilakukan, yakni: “Pre-ordinate, fiedelity, Matual-adaptive, dan process”.
Pendekatan “Pre-ordinate” memiliki dua karakteristik; pertama kriteria ditetapkan sebelum pelaksanaan evaluasi. kriteria ini bersifat mengikat karena ditetapkan sebelum evaluator turun ke lapangan. Karekteristik kedua, kriteria yang dikembangkan bersumber pada standar tertentu. Seperti yang bersumber pada pandangan teoritik atau kumpulan tradisi yang sudah dianggap baik.
Pendekatan “Fidelity” pada dasarnya ada kesamaan prinsip dengan kedekatan “Pre-ordinate” yakni kriteria yang dikembangkan sebelum evaluator turun ke lapangan untuk mengumpulkan data. Perbedaaan prinsipil pada keduanya yaitu pada hakekat evalusi yang digunakan. Pendekatan Fidently tidak menggunakan criteria yang bersifat umum ( universal ) sebagaimana tuntutan pendekatan Pre-Ordinate.
Pendekatan ke tiga dikenal dengan istilah pendekatan gabungan mutual-adaptive. Pendekatan ini merupakan perpaduan antara pendekatan “Pre-Ordinate, Fidently, Process “ kriteria yang di gunakan dikembangkan dari karakteristis program dari luar, seperti berdasarkan pandangan secara teori, dari para pelaksana, dan dari pemakai program. Kriteria dalam evaluasi ini mengacu pada :
·         Pedoman – pedoman tentang program pendidikan jasmani yang berlaku.
·         Persepsi para pengembang program yang teruji secara teoritis.
·         Pertimbangan evaluator.

Proses Pencarian
Jumlah dan jenis pencarian yang dijalankan oleh individu bervariasi menurut kelas sosial terendah, mempunyai sumber informasi terbatas, dan mereka kurang beruntung dalam menyaring kesalahan informasi dan kecurangan didalam masyarakat urban yang kompleks. Untuk mengimbanginya, konsumen kelas pekerja kerap mengandalakn kerabat atau teman dekat untuk informasi mengenai kepuasan konsumsi. Konsumen kelas menengah lebih percaya pada informasi yang diperoleh dari media dan secara aktif terlibat dalam pencarian exsternal dari media tersebut. Semakin tinggi tingkat sosial, semakin besar akses kedalam informasi media.

Bahasa Sosial
Pola bahasa individual berkorelasi erat dengan kelas sosial mereka. Pentingnya bahasa dapat dimengerti melalui analisis teks yang digunakan didalam iklan. Mobil mahal seperti Mercedes dan Cadillac menggunakan kata-kata yang lebih panjang,, eufemisme yang lebih sedikit dan lebih banyak bahasa abstrak.iklan mobil kelas bawah dan menengah berbicara banyak tentang sifat fisik,menekankan gambar ketimbang kata dan lebih memungkinkan menggunakan bahasa slang atau bahasa jalanan.
 
Proses Pembelian
Dalam proses pembelian, konsumen akan melalui sebuah proses, yaitu :
 1)    Menganalisa keinginan dan kebutuhan
 2)    Menilai beberapa sumber
 3)    Menetapkan tujuan pembelian
 4)    Mengidentifikasi alternative pembelian
 5)    Mengambil keputusan untuk membeli
 6)    Perilaku sesudah pembelian

Berikut adalah tahapan-tahapan pembelian sebagai berikut :
Tahap pertama, adalah Kesadaran akan kebutuhan suatu dan ketersediaannya. Seorang konsumen harus tahu bahwa ada kebutuhan atau ada kesempatan yang dapat dilakukan bila dia membeli barang tertentu dan barang tertentu tersebut tersedia di pasar.
Tahap kedua, seorang Konsumen akan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang produk yang akan dibelinya. Konsumen akan mencari informasi suatu produk tentang fitur-fiturnya, harganya, penjualannya, dan juga jaminan dari perusahaan.
Tahap ketiga, maka seorang Konsumen akan merasa suka dan butuh terhadap produk itu secara umum.
Tahap keempat, adalah preferensi. “Kenapa saya harus membeli produk merk A, bukan merk B. Kenapa saya harus membeli tipe yang seharga ini bukan seharga itu.” Ini adalah preferensi. Konsumen akan mencocokkan produknya disesuaikan dengan kesukaannya, seleranya, budgetnya dan lainnya. Di tahapan ini konsumen sudah mulai mengerucutkan pada apa yang lebih disukai dibandingkan yang lain.
Tahap kelima, adalah membuat keyakinan atau konfirmasi. Setelah konsumen mengerucutkan pada beberapa pilihan, dia akan tambah mantap setelah mendengar penjelasan yang baik dari penjual /salesman dan memutuskan untuk membeli.
Tahapan yang terakhir, keenam, akhirnya konsumen tersebut akan merasa puas atas hasil pembelian yang telah dilakukannya, dan setiap konsumen akan berbeda.
Jadi, sebenarnya dalam tahapan ketika seseorang ingin membeli sesuatu apakah itu laptop, mobil, makanan, baju dan lainnya akan melewati 6 tahapan ini. Kesadaran akan kebutuhan produk, lalu mendorongnya mencari informasi lebih banyak. Setelah itu dia yakin akan kebutuhannya membeli produk itu. Setelah proses ini dia akan mencari preferensi mana yang dia sukai. Lalu akhirnya dia meyakinkan diri, “OK”, kalau begini saya beli.” Setelah yakin, seorang konsumen akhirnya membeli.

Metode Penelitian Pemasaran untuk Mengukur Kelas Sosial
Metode penelitian kelas sosial terdiri dari dua jenis, yaitu:
Metode teoritis dan keabsahan. Penelitian teoritis memberikan suatu arus data empiris dan konsep yang pokok bagi upaya kita yang sekarang menghubungkan kelas sosial dengan konsumsi
Metode reputasi melibatkan pengajuan kepada orang-orang untuk menentukan peringkat posisi atau presitse orang lain. Metode reputasi dikembangkan oleh Lloyd warner, salah satu pelopor didalam studi kelas social di Amerika Serikat. Selanjutnya diperluas Burleigh Gardner dan rekan-rekannya di Deep South dan di Midwest oleh Hollingshead, studi-studi ini juga mencakupi sosiasi atau ukuran sosiometrik yang menghitung jumlah dari sifat kontrak pribadi dari orang didalam hubungan mereka yang informal.
Metode penelitian pemasaran. Para peneliti pemasaran mengukur kelas social dengan variable bebas untuk menentukan hubungannya denga variable terkait dariminat akan pemasaran. Metode objektifmemberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai dari variable yang distratifikasikan. Variable yang paling sering digunakan adalah pekerjaan, pendapatan, pendidikan, ukuran dan jenis tempat tinggal, pemilik barang,  dan afiliasi organisasi. Metode objektif dapat dibagi ke dalam metode yang berindeks tunggal dengan mengutamakan pekerjaan sebagi indikator tunggal terhadap pemilihan kelas sosial dan metode yuang berindeks ganda dimana dalam memntukan kedudukan sosial seseorang didasarkan dari berbagai macam variable yang sudah disebut diatas.
Metode subjektif atau pelaporan diri meminta responden untuk menilai diri sendiri berdasarkan kelas sosial. Metode seperti ini, walaupun digunakan sekali-sekali, memiliki nilai terbatas bagi para nalis konsumen karena dua alasan:
·         Responden cenderung menilai terlalu tinggi kedudukan sosialnya sendiri
·         Responden menjauhi istilah konotatid dari kelas atas dan bawah dan selanjutnya membesar-besarkan ukuran kelas menengah.

Sumber :













                                                                                                             






Kamis, 12 Desember 2013

TULISAN 10 SOFTSKILL (PERILAKU KONSUMEN)



Dinamika Kelompok Dan Kelompok Rujukan 

Kelompok Rujukan
Kelompok rujukan adalah setiap orang/kelompok yang dianggap sebagai dasar perbandingan (atas rujukan) bagi seseorang dalam membentuk nilai – nilai dan sikap umum/khusus, atau pedoman khusus bagi perilaku. Konsep ini juga memberikan pandangan mengenai metode yang kadang – kadang digunakan para pemasar untuk mempengaruhi perubahan yang diinginkan pada perilaku konsumen.

Keluarga dan Studi Perilaku Konsumen
Rumah tangga (household) adalah istilah lain yang kerap digunakan oleh para pemasar sewaktu mendeskripsikan perilaku konsumen. Rumah tangga berbeda dengan keluarga dalam rumah tangga mendeskripsikan semua orang, baik yang berkerabat maupun yang tidak, yang menempati satu unit perumahan. Baik untuk rumah tangga maupun keluarga, data dapat digunakan oleh organisasi pemasaran untuk analisis makro maupun pemasaran. Haverty mengidentifikasikan variabel utama yang terlibat didalam analisis seperti ini :

A. Fungsi Produksi Rumah Tangga :
Fungsi Pembelian
Produksi Rumah Tangga
Fungsi Konsumsi
Fungsi Pasar Tenaga Kerja
Fungsi Pemeliharaan Keluarga

B. Stok (Sumber Daya) Rumah Tangga :
1. Informasi
2. Sumber Keuangan
3. Barang Pasar
4. Karakteristik
5. Waktu

C. Variabel Eksogen atau yang Ditetapkan Sebelumnya :
1. Data
2. Peluang Pasar Tenaga Kerja
3. Peluang Pasar Produk
4. Struktur Rumah Tangga
5. Kepuasan

Walaupun rumah tangga dan keluarga kadang digunakan secara dapat dipertukarkan sewktu menganalisis bagaimana keputusan pembelian diambil, adalah penting untuk membedakan antara kedua ini sewaktu memeriksa data. Rumah tangga menjadi unit yang analisis yang lebih penting bagi pemasar karena pertumuhan yang pesat di dalam keluarga trdisional dan rumah tangga nonkeluarga. Di antara rumah tangga nonkeluarga,mayoritas besar terdiri dari orang-orang yang hidup sendiri.Para pemasar tidak hanya berpikir tentang keluarga, kategori rumah tangga yang terbesar, tetapi juga rumah tangga nonkeluarga, yang berkembang lebih cepat.

Variabel Yang Mempengaruhi Pembelian

1.      Variabel sosiologis yang mempengaruhi keluarga
Bagaimana keluarga mengambil keputusan dapat dimengerti denganlebih baik dengan mempertimbangkan dimensi sosilogis seperti kohesi, kemamampuan beradaptasi dan komunikasi.

2.      Keputusan pembelian keluarga
Keluarga adalah “pusat pembelian” yang merefleksiakan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan.

3.      Peran individu dalam pembelian keluarga
Kebutuhan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan. Peran-peran ini mungkin dipegang oleh suami , istri, anak, atau anggota lain dalm rumah tangga.

A.   Penjaga pintu ( gatekeeper) : inisiator pemikiran keluarga mengenai pembelian produk.
B.    Pemberi pengaruh (influencer ) : individu yang opininya dicari dalam pembelian produk.
C.    Pengambil keputusan  (decider) : orang yang mempunyai wewenang/kekuasaan keuangan.
D.   Pembeli (buyer) : orang bertindak sebagai agan pembeli
E.    Pemakai (user) : orang yang mengguanakan produk

4.      Perilaku peran (role behavior)
Peran instrumental, yang digunakan sebagai peran fungsional atau ekonomi, melibatkan aspek keluarga, kerakter performansi, dan sifat “fungsional” lain seperti  kondisi pembelian.

5.      Peran pasangan hidup dalam keputusan pembelian
Keputusan konsumsi dipegaruhi oleh jenis keluarga dimana individu menjadi anggota.

6.      Menurunya perbedaan jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin walaupun ada gerakan menjauh dari mendominasi peranjenis kelamin,masih ada beberapa produk dan dalam beberapa situasi.

Siklus Kehidupan Keluarga Dan Perilaku Pembelian
·         Siklus Keluarga Menurut Duval (Niacholas 1984) ada 8 tingkat/siklus perkembangan keluarga :
Tahap I, Keluarga pemula (pasangan pada tahap pernikahan)
Tahap II,Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi-30 bln).
Tahap III, Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun).
Tahap IV, Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13 tahun)
Tahap V, Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).
Tahap VI, Keluarga melepas anak usia dewasa muda (anak yang meninggalkan rumah).
Tahap VII, Orangtua usia pertengahan (pensiunan).
Tahap VIII, Keluarga dalam masa pensiun dan lansia.

Siklus Kehidupan Keluarga Tradisional
Keluarga adalah sistem sosial yang unik. Cara masuk ke dalam sistem ini adalah melalui kelahiran, pengadopsian, pengangkatan, pernikahan. Memutuskan seluruh koneksi kekeluargaan adalah hal yang mustahil. Anggota keluarga juga biasanya memiliki peran tertentu. Hubungan antar anggota keluarga merupakan hal yang paling penting dan tidak tergantikan. Saat ini pendefinisian keluarga secara tradisional mendapat tantangan. Maraknya orang tua tunggal, perceraian, perpisahan dan pernikahan kembali membuat struktur tradisional mengalami perkembangan.

·         Menurut Carter & McGoldrik ada 6 tingkat perkembangan keluarga :
Keluarga antara: dewasa muda, belum menikah.
Penyatuan keluarga dengan pernikahan (pasangan baru menikah).
Keluarga dengan anak kecil (bayi-usia sekolah).
Keluarga dengan anak remaja.
Keluarga melepaskan anak dan pindah.
Keluarga dalam kehidupan terakhir. Tidak ada tahap yang diidentifikasi.
·         
     Menurut Carter dan McGoldrik 1985 mengatakan sistem keluarga sekurang-kurangya tiga generasi:
Kakek-nenek
Ayah-ibu
Anak-anak

Struktur Keluarga Dan Rumah Tangga Yang Berubah
Apa yang dimaksud dengan sturktur keluarga kontemporer? Bagaimana struktur itu berubah? Bagaimana struktur itu mempengaruhi konsumsi? Apakah realitas yang berkembang dari struktur keluarga merupakan masalah atau peluang untuk organisasi pemasaran? Ini adalah beberapa dari pertanyaan yang para peneliti konsumen berusaha menjawabnya. Banyak jawaban tersebut melibatkan data dari sensus dasawarsa dan laporan sementara oleh Biro Sensus?
Menikah atau Single.
Ukuran Rumah Tangga.
Perkawinan dalam usia yang lebih lanjut.
Boom orang single.
Perceraian dan perilaku konsumen.
Orang-orang single yang hidup bersama.
Pemasaran untuk orang single.
Perkawinan kembali

Peranan Wanita Yang Berubah Dan Peranan Pria Yang Berubah (Changing Masculine Role)
Wanita ataupun pria sebagai konsumen apabila berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan dari budaya. Menurut saya ada beberapa budaya yang membuat wanita/pria berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk:
Budaya psikologis :Budaya ini muncul dari dalam diri individu sebagai konsumen.
Budaya social : Budaya yang didasarkan dari gaya hidup orang lain dapat membuat konsumen berubah dalam penilaian dan penggunaan suatu produk.

Metodologi Penelitian untuk Studi tentang Keputusan Keluarga
Kerangka proses – keputusan
Studi mengenai struktur peran kerap memandang pembelian sebagai tindakan ketimbang proses dan mendasarkan temuan pada pertanyaan seperti “siapa biasanya yang mengambil keputusan pembelian?” atau “siapa yang mempengaruhi keputusan?”. Namun, bukti tersebut menunjukan bahwa peranan dan pengaruh anggota keluarga bervariasi menurut tahap di dalam proses keputusan. Sebuah contoh metodologi proses diberikan oleh Wilkes, yang merasa bahwa pertanyaan berikut ini berguna untuk mengukur pengaruh keluarga :
1. Siapa yang bertanggung jawab untuk pengenalan masalah awal ?
2. Siapa yang bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai alternative pembelian?
3. siapa yang mengambil keputusan akhir mengenai alternative mana yang harus di beli?
4. Siapa yang membuat pembelian actual terhadap produk?

Hasil yang lebih baik diperoleh dengan menggunaka metodologi ini dibandingkan dengan ukuran yang lebih global. Suam dan istri lebih mungkin menganut persepsi yang sama mengenai pengaruh relative mereke untuk fase tertentu daripada bila pengajuan pertanyaan gagal menanyakan tentang tahap-tahap keputusan.

Kategori Struktur – Peran
Kategori struktu peran yang relevan dalam proyek penelitian bergantung kepada produk atau jasa tertentu yang tengah dipertimbangkan, tetapi dalam banyak kategori produk hanya suam atau istri yang terlibat. Di dalam kategori lain, adalah berguna untuk mengukur jumlah pengaruh di dalam peranan yang berbeda. Spiro mendapatkan bahwa strategi pengaruh atau bujukan bergantung pada beberapa variabel, khususnya tahap di dalam siklus kehidupan dan gaya hidup. Anak terlibat dalam banyak jenis situasi pembelian, tetapi sidat pengaruh mereka kerap diabaikan.

Bias Pewawancara
Jenis kelamin pewawancara atau pengamat mungkin mempengaruhi peranan yang menurut suami dan istri mereka mainkan dalam situasi pembelian. Untuk mengatasi bias ini harus digunakan kuesioner yang dikerjakan sendiri atau jenis kelamin pengamat harus diatur secara acak untuk responden.

Seleksi responden
Dalam mengukur pembelian keluarga, kita perlu memutuskan anggota mana dari keluarga inti yang harus ditanyai mengenai pengaruh anggota keluarga. Hasil kerap sangat bervariasi bergantung pada anggota keluarga mana yang diwawancarai. Yang paling sering, istrilah yang sering diwawancarai, tetapi presentase pasangan yang rsponnya setuju kerap begitu rendah sehingga membuat wawancara dengan 1 anggota saja tidak dapat diterima.
Granbois dan Summers mendapatkan bahwa respon suami berkenaan dengan maksud pembelian ternyata lebih baik daripada respon istri mereka sebagai kreditor biaya total yang direncakan dan jumlah barang yang direncanakan dari respon bersama, walaupun istri meramalkan secara lebih baik untuk produk tertentu seperti peralatan, produk rumah dan rencana peralatan hiburan. Para peneliti menyimpulkan bahwa respon bersama lebih mungkin menyingkap lebih banyak rencana keluarga. todologi Penelitian untuk Studi Tentang Keputusan keluarga.

Implikasi Bagi Studi Perilaku Konsumen
American Marketing Association yang terdapat pada buku karangan Peter dan Olson (1999, hlm. 6), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.” Paling tidak ada tiga ide penting dalam pengertian di atas, yaitu perilaku konsumen adalah dinamis; hal tersebut melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar; serta hal tersebut melibatkan pertukaran.
·     Pertama, definisi di atas menekankan bahwa perilaku konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen, grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup tertentu (Peter dan Olson, 1999, hlm.6).

·      Hal kedua yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku) dan apa serta di mana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen (Peter dan Olson, 1999, hlm.8).

·         Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah pertukaran di antara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan akan pentingnya pertukaran. Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan stategi pemasaran (Peter dan Olson, 1999, hlm.9)

SUMBER :
ahmadriza.files.wordpress.com/.../ ..