Selasa, 26 November 2013

TULISAN 9 SOFTSKILL (PERILAKU KONSUMEN)



Komunikasi 

1. Pentingnya Komunikasi
            Komunikasi itu penting, semua orang tahu, karena ini merupakan basic instinct dari setiap makhluk hidup. Setiap makhluk punya cara komunikasi masing-masing, setiap manusia pun tak lepas dari cara dia melakukan komunikasi. Kita tak bisa membeda-bedakan bahasa, suku, adat, kebiasaan, tradisi maupun agama karena pada dasarnya berkomunikasi, menyampaikan pesan itu asal dilakukan dengan baik dan benar, serta dalam keadaan saling terbuka, fikiran jernih tanpa sentimen dan perasaan negatif, pasti maksud yang ingin disampaikan dapat diterima.

2. Definisi Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Jadi, Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

3. Proses Komunikasi
Contoh model komunikasi yang sederhana digambarkan dibawah ini :
Pengirim—>Berita—>Penerima
Jika salah satu elemen komunikasi tidak ada maka komunikasi tidak akan berjalan. Ada komponen-komponen dalam komunikasi antara lain :
·         Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan atau informasi serta mempunyai kepentinga mengkomunikasikan kepada orang lain.
·         Pengkodean (Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan disampaikan ke dalam symbol atau isyarat.
·         Pesan (Massage), pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
·         Saluran (Chanel) adalah cara mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan.
·         Penerima (Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan penerima, jika pesan tidak disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak akan terjadi.
·         Penafsiran kode (Decoding) adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan dan menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya. Jika semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh penerima, Maka semakin efektif komunikasi yang terjadi.
·         Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana reaksi kominikasi pengirim dinyatakan.

4. Komunikasi Persuasif
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator
Pada umumnya sikap-sikap individu/ kelompok yang hendak dipengaruhi ini terdiri dari tiga komponen:
·         Kognitif - perilaku dimana individu mencapai tingkat "tahu" pada objek yang diperkenalkan.
·         Afektif - perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak suka pada objek.
·         Konatif - perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu melakukan sesuatu (perbuatan) terhadap objek.
Kepercayaan/ pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat memengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya memengaruhi perilaku dan tindakan mereka terhadap sesuatu. mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat mengubah perilaku mereka. Walaupun ada kaitan antara kognitif, afektif, dan konatif - keterkaitan ini tidak selalu berlaku lurus atau langsung

5. Pandangan Tentang Proses Komunikasi
Komunikasi pemasaran terlalu sering hanya berfokus untuk mengatasi kesenjangan kesadaran akan produk, citra, atau preferensi dalam pasar sasaran. Tetapi pandangan dalam komunikasi pemasaran ini memiliki beberapa keterbatasan, terlalu pendek dan mahal, dan sebagian besar pesan jenis ini tidak sampai kepada pelanggan sasaran.
Sekarang terjadi gerakan yang memandang komunikasi sebagai pengelolaan proses pembelian pelanggan sepanjang waktu. Selama tahap sebelum penjualan, tahap penjualan, tahap pemakaian, dan tahap setelah pemakaian. Dan karena setiap pelanggan berbeda, program komunikasi perlu dirancang untuk segmen, celah pasar, dan bahkan individu tertentu. Dengan adanya teknologi elektronik baru, perusahaan harus bertanya bukan hanya "Bagaimana kita dapat menjangkau pelanggan kita?" tetapi juga "Bagaimana kita dapat menemukan cara yang memungkinkan para pelanggan kita mencapai kita?”
Dengan demikian, titik awal dalam proses komunikasi adalah memeriksa semua interaksi potensial yang mungkin dimiliki pelanggan sasaran dengan produk dan perusahaan. Misalnya, seseorang yang ingin membeli komputer akan bertanya pada orang lain, melihat iklan di televisi, membaca artikel di koran dan majalah, dan mengamati komputer yang dipajang di toko-toko komputer. Pemasar perlu menilai pengalaman dan kesan-kesan manakah yang paling berpengaruh pada berbagai tahap dalam proses pembelian. Pemahaman ini akan membantu pemasar dalam mengalokasikan dana komunikasinya dengan lebih efisien.
Untuk melakukan komunikasi secara efektif, pemasar perlu memahami unsur-unsur fundamental yang mendasari komunikasi yang efektif. Suatu model komunikasi dengan sembilan unsur. Dua unsur merupakan pihak-pihak utama dalam suatu komunikasi, meliputi pengirim dan penerima. Dua unsur merupakan alat komunikasi utama, meliputi pesan dan media. Empat unsur merupakan fungsi komunikasi utama, meliputi pengkodean (encoding), penguraian kode (decoding), tanggapan (response), dan umpan balik (feedback). Unsur terakhir dalam sistem tersebut adalah gangguan (noise), yaitu pesan-pesan acak dan yang menyaingi dapat mengganggu komunikasi.

6. Memilih Saluran Komunikasi
Perbedaan antara sumber dan saluran, sumber ialah seseorang atau lembaga yang menciptakan suatu pesan sedangkan saluran adalah alat dengan mana suatu pesan berpindah dari sumber kepada penerima. Analog untuk saluran adalah sebuah perahu yang membawa muatan (pesan) dari pelabuhan satu (sumber) ke pelabuhan lainnya (penerima).
Komunikator memilih saluran komunikasi yang efisien untuk menyampaikan pesannya. Misalnya, umumnya detailer perusahaan farmasi jarang dapat meminta waktu lebih dari sepuluh menit dari seorang dokter yang sibuk. Presentasi mereka harus singkat, tajam, mengena dan meyakinkan. Hal ini membuat kunjungan detailer menjadi sangat mahal. Industri farmasi mau tak mau mesti memperluas saluran komunikasinya dengan memasang iklan di jurnal kedokteran, mengirim direct-mail (berisi kaset audio dan video), membagi sample gratis, dan juga telemarketing.
Pemasar juga dapat mensponsori makan malam bersama kelompok spesialis. Kesemua saluran ini dimanfaatkan dengan harapan dapat membangun preferensi dokter pada merek obat tertentu.

Macam saluran komunikasi:
·         Saluran interpersonal dan media massa
·         Saluran lokal dan saluran kosmopolit
Saluran interpersonal adalah saluran yang melibatkan pertemuan tatap muka (sumber dan penerima) antara dua orang atau lebih. Misalnya rapat atau pertemuan kelompok, percakapan langsung, pembicaraan dari mulut ke mulut, dsb.
Sedangkan saluran media massa adalah alat-alat penyampai pesan yang memungkinkan sumber mencapai suatu audiens dalam jumlah besar, yang dapat menembus batasan waktu dan ruang. Misalnya radio, televisi, film, surat kabar, buku, dsb.
Saluran antar pribadi disebut saluran lokalit apabila kontak-kontak langsung itu sebatas daerah atau sistem sosial itu saja. Sedangkan saluran melalui media massa sudah pasti bersifat kosmopolit. Sebaliknya saluran media massa dapat dipastikan bersifat kosmopolit. Masing-masing saluran memiliki karakteristik sendiri dalam meneruskan pesan komunikasi.

7. Model Komunikasi Pemasaran
Model komunikasi pemasaran yang biasanya dikembangkan pada umumnya tidak jauh berbeda. Model komunikasi pemasaran meliputi Sender (Source) yaitu pihak yang mengirim pesan pemasaran kepada konsumen, dimana pemasar menentukan bagaimana pesan itu disusun agar bisa dipahami dan direspon
secara positif oleh si penerima (konsumen).
Pada proses tersebut ditentukan pula jenis komunikasi apa yang akan digunakan (ikian,personal selling, promosi penjualan, public relation atau dengan direct marketing). Keseluruhan proses dari perancangan pesan sampai penentuan jenis promosi yang akan dipakai disebut proses encoding yaitu proses menterjemahkan tujuan-tujuan komunikasi ke dalam bentuk-bentuk pesan yang akan dikirimkan kepada penerima. Proses selanjutnya yaitu menyampaikan pesan melalui mediamedia.
Jika pesan dirancang dalam bentuk iklan, maka pesan harus disampaikan dalam bentuk media cetak atau elektronik. Pesan yang disampaikan dalam media cetak akan berbeda bentuk dan strukturnya dengan pesan yang disampaikan dalam media elektronik. Pesan dalam media cetak biasanya bersifat detail dalam menjalankan karakteristik produk secara lengkap. Sedangkan pesan yang akan disampaikan dalam media elektronik seperti radio dan televisi tidak boleh secara detail menerangkan produk karena akan sangat memakan biaya. Proses penyampaian pesan ini disebut proses transmisi.

Tujuan Komunikasi Pemasaran atau Promosi
Setelah menerima suatu bentuk komunikasi pemasaran,ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi pada audiens:
·       Audiens bisa terpicu untuk menyadari kebutuhan akan katagori produk atau produk yang dikomunikasikan.
·         Audiens menyadari akan adanya merek yang dikomunikasikan.
·         Audiens bisa bersikap positif terhadap merek atau produk yang dikomunikasikan.
·         Audiens bisa mempunyai maksud untuk membeli merek atau produk yang dikomunikasikan.
·       Audiens bisa menunjukan berbagai macam perilaku untuk membeli merk tersebut (seperti pergi ke toko, mencari merek tersebut di toko, atau bertanya kepada pramuniaga di toko)

8. Alat-alat Promosi Dalam Komunikasi Pemasaran
 Bauran Komunikasi Pemasaran (Promosi)  terdiri atas lima alat komunikasi utama:

·     Periklanan: Semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu.
·         Promosi Penjualan: Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
·         Hubungan masyarakat dan publisitas: Berbagai program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya.
·         Penjualan pribadi: Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.
·         Pemasaran langsung: Penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.

9. Referensi
ridwaniskandar.files.wordpress.com










Rabu, 20 November 2013

TULISAN 8 SOFTSKILL (PERILAKU KONSUMEN)



Sikap Konsumen 

Sebelum seorang konsumen memutuskan untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk, pastinya konsumen tersebut harus menyukai atau mengingini produk tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Maka diperlukanlah suatu proses pembentukan sikap konsumen terhadap produk tersebut, agar konsumen tidak menyesal dikemudian hari.

1. Definisi Sikap Konsumen
·         Sikap adalah sebuah ungkapan dalam bentuk perilaku atas perasaan , keyakinan, dan kepercayaan seseorang terhadap suatu objek (misalnya: orang lain, benda, ide, dll). Biasanya ditandai dengan perasaan suka dan tidak suka.
·         Sikap Konsumen adalah suatu gambaran dari perasaan, keyakinan, dan kepercayaan seorang konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari sebuah objek atau produk

2. Fungsi-Fungsi Sikap 
1)  Fungsi Utilitarian
Maksudnya seorang konsumen menyukai suatu produk karena ingin memperoleh manfaat dari produk tersebut atau menghindari resiko produk.

2)  Fungsi Mempertahankan Ego
Maksudnya sikap dapat melindungi citra seorang konsumen (mengurangi rasa        minder atau meningkatkan kepercayaan dirinya).

3)  Fungsi Ekspresi Nilai
Maksudnya sikap akan menggambarkan minat atau hobi seorang konsumen.

4)  Fungsi Pengetahuan
Maksudnya sikap positif seorang konsumen terhadap suatu produk mencerminkan pengetahuan konsumen akan suatu produk.

3. Tiga Komponen Sikap
1)  Komponen Kognitif
Kepercayaan, keyakinan, atau persepsi seorang konsumen terhadap suatu objek. Biasanya diperoleh atas pengetahuan konsumen tersebut dari pengalaman dan informasi yang dimilikinya.

2)  Komponen Afektif
Emosi atau perasaan seorang konsumen terhadap suatu objek tertentu. Biasanya dengan adanya perasaan suka atau tidak suka konsumen terhadap objek tersebut.

3)  Komponen Konatif
Kecenderungan tindakan atau perilaku seorang konsumen terhadap suatu objek tertentu. Biasanya tindakan konsumen untuk membeli atau menolak objek tersebut.

4. Peran Sikap dalam Pengembangan Strategi Pemasaran
Beberapa karakteristik sikap adalah (1) sikap memiliki obkjek, (2) konsistensi sikap, (3) sikap bisa positif, negatif atau netral, (4) sikap bisa dibedakan berdasarkan intensitasnya, (5) resistensi sikap, (6) persistensi sikap, (7) keyakinan sikap, dan (8) sikap dan situasi.
Beberapa fungsi sikap yang dipakai dalam strategi pemasaran adalah fungsi utilitarian, fungsi mempertahankan ego, fungsi ekspresi nilai, fungsi pengetahuan, kombinasi beberapa fungsi, mengasosiasikan produk dengan sebuah kelompok atau peristiwa, memecahakan konflik dua sikap yang berlawanan, mengubah evaluasi relatif terhadap atribut, mengubah kepercayaan merk, menambahkan sebuah atribut kepada produk.

HAL-HAL YANG BISA DILAKUKAN PEMASAR
1)  Memecahkan Konflik Dua Sikap Yang Berlawanan
Konsumen sering kali memiliki dua sikap yang berlawanan terhadap suatu produk. Konsumen akan memandang positif terhadap suatu produk susu, karena susu mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun disisi lain,konsumen mungkin memilki sikap yang negative terhadap susu, karena dianggap mengandung banyak lemak sehingga akan menyebabkan kegemukan. Inilah yang di sebut sebagai dua sikap yang berlawanan yang dimiliki oleh konsumen. Pemasar harus membuat strategi yang tepat untuk memecahkan konflik sikap yang dihadapi oleh konsumen. Strategi tersebut dinamakan memecahkan konflik dua sikap yang berlawanan.

2)  Menghubungkan Produk dengan Golongan , peristiwa , atau kegiatan amal tertentu
Sikap dihubungkan , setidak-tidaknya seagian , dengan berbagai golongan , peristiwa social atau kegiatan amal tertentu. Mengubah sikap terhadap produk , jasa , dan merk dapat dilakukan dengan menunjukkan hubungan produk , jasa dan mer tersebut dengan golongan social , peristiwa , atau kegiatan amal tertentu.

3)  Mengubah Evaluasi Relatif Terhadap Atribut
Suatu produk seringkali dikenal oleh konsumen karena popularitas atributnya yang memiliki fungsi spesifik atau dikenal karena situasi pemakaiannya yang khas. Misalnya, produk minuman the, dikenal sebagai minuman penyegar yang bisa diminum setiap saat. Perusahaan teh berusaha membuat konsumen untuk mengubah citra minuman tersebut menjadi suatu minuman yang bukan sebagai minuman biasa. Contoh promo teh hijau cap kepala jenggot.

4)  Mengubah Kepercayaan Merk
Mengubah kepercayaan merk terhadap semir sepatu.
Contoh, iklan semir sepatu Kiwi yang dimuat di sebuah majalah berusaha mengubah sikap atau kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut dengan ungkapannya “ dapatkan selalu harum dan rasa segar pada sepatu anda”. Iklan tersebut secara jelas ingin mengubah kepercayaan konsumen kepada produk semir sepatu, yang selama ini persepsinya adalah bahwa semir itu memiliki bau yang kurang sedap. Kiwi tampil sebagai semir sepatu yang memberikan keharuman dan kesegaran. Inilah pesan Kiwi untuk mengubah kepercayaan terhadap mereknya.

5)  Menambah sebuah atribut terhadap produk
Berguna untuk deferensiasi.Atribut baru yang ada pada sebuah produk akan memberikan citra positif kepada konsumen bahwa produk tersebut selalu inovatif. Atribut baru juga bisa berfungsi sebagai manfaat utilitarian yang baru atau manfaat psikologis yang baru bagi konsumen, sehingga konsumen memperoleh manfaat tambahan ketika mengkonsumsi produk tersebut. Atribut baru juga akan berfungsi sebagai diferensiasi dengan merek lainnya. Kehadiran atribut baru akan menyebabkan konsumen bisa melihat perbedaan yang nyata antara merek tersebut dengan merek pesaingnya.
Contoh, brosur biskuit dari Danone, yang meginformasikan mengenai adanya atribut baru pada produk tersebut. Chips More mengkomunikasikan “ lebih banyak coklat chipnya”.

6)  Mengubah penilaian merk secara keseluruhan
Salah satu cara lain mengubah sikap konsumen terhadap produk atau merek adalah dengan membangun sikap positif secara keseluruhan terhadap suatu merek. Yang dimaksud dengan keseluruhan adalah produsen tidak secara khsusus menyebutkan perubahan suatu atribut. Contoh, sebuah iklan kartu telepon Pro XL berusaha mengubah sikap konsumen secara keseluruhan terhadap mereknya, dengan mengatakan “ANDA DAPAT PERCAYA PADA YANG PRO.

7)  Mengubah kepercayaan terhadap merk pesaing
Sunlight mencuci 2 X lebih banyak dibanding sabun krim
Produsen sering menggunakan metode iklan perbandingan untuk menyatakan bahwa mereknya lebih baik dari produk pesaing. Contoh, iklan sabun merek Sunlight, dengan menyatakan “SUNLIGHT : Mencuci hampir 2x lipat disbanding sabun krim”. Iklan tersebut secara nyata mengatakan bahwa sabun krim adalah produk pesaing dari sabun cair merek Sunlight. Iklan tersebut tidak menyebutkan merek sabun krim sebagai pesaingnya karena jika disebutkan akan menyalahi etika periklanan

5. Hubungan Antara Sikap dan Perilaku
Definisi tentang sikap telah dijelaskan pada point pertama, selanjutnya kita akan membahas tentang perilaku dan hubungannya dengan sikap. Pada dasarnya perilaku sering disebut sebagai aktivitas yang dalam arti luas dapat dibedakan menjadi dua yaitu perilaku yang Nampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak nampak (inert behavioral). Perilaku yang ada pada individu tidak timbul dengan sendirinya tapi merupakan akibat dari stimulus yang diterima dari organisme yang bersangkutan baik stimulus internal dan stimulus eksternal. Namun perilaku lebih sering  merupakan respon atau akibat dari stimulus eksternal.
Kaum behavioris memandang bahwa perilaku adalah respon terhadap stimulus dimana keadaan dari stimulus itu sendiri sangat berpengaruh dan individu seolah tidak mempunyai kemampuan untuk menentukan perilakunya. Sementara pandangan aliran kognitif mengenai perilaku adalah bahwa perilaku individu merupakan respon dari stimulus namun dalam diri individu itu pada kemampuan untuk menentukan perilaku yang diambilnya. Artinya, bahwa individu dalam keadaan aktif untuk menentukan perilaku yang ia akan ambil.
Terdapat sebuah pandangan yang mengatakan bahwa sikap merupakan prasarat untuk terjadinya perilaku, namun harus ditekankan bahwa hal ini tidak lantas membuat perilaku bergantung seratus persen pada sikap. Intinya perilaku individu bisa saja tidak sama dengan sikapnya.
Sikap dan perilaku sering dikatakan berkaitan erat, dan hasil penelitian juga memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara sikap dan perilaku. Salah satu teori yang bisa menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Menurut mereka, antara sikap dan perilaku terdapat satu faktor psikologis yang harus ada agar keduanya konsisten, yaitu niat (intention). Worchel dan Cooper (1983) menyimpulkan sikap dan perilaku bias konsisten apabila ada kondisi sebagai berikut:
(1)Spesifikasi sikap dan perilaku, (2)Relevansi sikap terhadap perilaku, (3)Tekanan normative, (4)Pengalaman 

6. Memprediksi Perilaku dengan Sikap
Terdapat enam faktor yang mempengaruhi kemampuan sikap dalam memprediksi perilaku, antara lain:
1)    Tingkat Keterlibatan Konsumen
Jika tingkat keterlibatan konsumen terhadap suatu obyek sikap tinggi (misalnya produk), maka perilakunya cenderung akan sesuai dengan sikapnya yang cenderung kuat.

2)   Pengukuran sikap
Jika pengukuran sikap valid dan reliabel dan mempunyai tingkat abstraksi yang sama dengan pengukuran perilaku serta dalam waktu yang relatif dekat atau bersamaan waktunya, maka sikap dapat digunakan untuk memprediksi perilaku.

3)   Pengaruh orang lain
Orang lain yang mempunyai pengaruh kuat dalam kondisi tertentu dapat mempengaruhi sebuah sikap yang negatif menghasilkan perilaku yang positif. Contoh seorang anak tidak suka pada produk pakaian merek A, namun karena orang tua atau kakaknya mempengaruhinya untuk memlih dan membeli merek B, maka meskipun sikapnya positif terhadap merek A, namun perilakunya tidak positif.

4)   Faktor situasional
Kondisi yang mendesak dan situasi yang tidak mendukung (dalam kondisi berduka /sakit maupun gembira) seringkali menyebabkan sikap tidak dapat digunakan untuk memprediksi perilaku.

5)   Pengaruh merek lain
Merek lain yang lebih unggul dalam memberikan manfaat yang diharapkan seringkali mempengaruhi hubungan sikap dengan perilaku.  Konsumen bisa memilih merek lain karena setelah dipilih dan dirasakan ternyata sesuai dengan yang diharapkan konsumen.

6)   Kekuatan sikap
Sikap dapat digunakan untuk memprediksi perilaku, ketika sikap tersebut sangat kuat ada pada konsumen.

7. Model Perubahan Kepercayaan, Sikap dan Perilaku 

Kepercayaan Konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, dan manfaatnya Banyak pakar yang mengemukakan tentang definisi Sikap. Namun semua definisi tersebut memiliki kesamaan yang umum yaitu bahwa sikap diartikan sebagai evaluasi dari seseorang Perbedaan Individu Sikap Konsumen
Perubahan sikap dipengaruhi oleh berbagai pengalaman pribadi dan berbagai sumber informasi lainnya. Kepribadian mempengaruhi penerimaan maupun kecepatan perubahan sikap. Dan konsumen sesara konstan dibombardir oleh pesan yang mempengaruhi mereka agar merubah sikap. Fokus perhatian dalam perubahan sikap ini adalah beberapa aspek dasar dari komunikasi yang secara khusus membantu menentukan bagaimana dan bila konsumen dengan sikap baru atau memperbaiki sikap yang ada sekarang. Usaha persuasi merupakan pusat dari berbagai tujuan komunikasi pemasaran.
Strategi perubahan sikap dapat dilakukan baik terhadap produk dengan keterlibatan tinggi, maupun untuk produk dengan tingkat keterlibatan rendah. Usaha mengarahkan audiens untuk produk dengan keterlibatan rendah ditempuh dengan mentransformasi situasi ke arah keterlibatan konsumen yang tinggi. Adapun strategi perubahan sikap konsumen terhadap produk atau jasa tertentu dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi persuasif, yang mengikuti alur proses komunikasi yang efektif. Pemasar harus mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan dapat menyebabkan perubahan sikap dari penerima pesan atau konsumen. Faktor sumber, pesan, dan penerima pesan dapat digunakan secara optimal untuk menghasilkan perubahan sikap dan tentunya perubahan perilaku positif dari konsumen yang diharapkan oleh pemasar. Kredibilitas dari sumber pesan menjadi fokus dari komunikasi persuasif. Dalam mengelola pesan, yang harus diperhatikan adalah struktur, urutan, dan makna yang terkandung dalam pesan. Karakteristik dari penerima pesan, yang meliputi kepribadian, mood, dan jenis kepercayaan yang dimiliki juga menjadi faktor penentu keberhasilan komunikasi persuasif.
Perkembangan teori tentang sikap sudah sangat maju. Sikap juga dapat digambarkan dalam bentuk model. Model tradisional menggambarkan pengaruh informasi dari lingkungan luar pribadi seseorang, di mana informasi tersebut akan diolah dengan menggunakan elemen internal dari seseorang, untuk menghasilkan sikap terhadap objek.
Model analisis konsumen menyebutkan bahwa sikap terdiri dari komponen perasaan (affect) dan kognitif, perilaku, serta lingkungan. Model tiga komponen dan model ABC menyatakan bahwa sikap konsumen dibentuk oleh faktor kognitif, afektif, dan konatif (perilaku atau kecenderungan untuk berperilaku). Teori kongruitas menggambarkan pengaruh antara dua jenis objek, di mana kekuatan satu sama lain dapat saling mempengaruhi persepsi konsumen.
Dan model terakhir adalah model Fishbein yang merupakan kombinasi dari kepercayaan objek terkait dengan atribut dan intensitas dari kepercayaan tersebut. Model Fishbein ini kemudian dimodifikasi dengan menambahkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku dan norma subjektif.
Sikap (attittudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen terhadap informasi suatu produk. Konsep sikap terkait terhadap konsep kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior).Istilah pembentukan sikap konsumen (consumer attittude formation) seringkali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap, dan perilaku. Konsumen biasanya memiliki kepercayan terhadap atribut suatu produk yang mana atribut tersebut merupakan image yang melekat dalam produk tersebut.

8. Referensi