Autobiografi
Biodata
Nama :
Melta Oktora
Tempat/tgl lahir : Bekasi,26 Oktober 1992
Jenis kelamin :
Perempuan
Agama :Islam
Profesi : Mahasiswa
Sekilas tentang saya,
Hai, nama
saya Melta Oktora, saya lahir di Bekasi pada tanggal 26 Oktober 1992. Saya ini
seorang yang simple dan sedikit cerewet. Saya penyuka warna ungu dan hijau,
Saya paling suka jalan-jalan sambil kuliner makanan Indonesia yang beraneka
ragam apalagi kalau sama keluarga atau teman-teman, saya juga suka nonton film
di bioskop, dan mendengarkan musik saat sedang suntuk. Saya pecinta makanan pedas
dan makanan favorite saya itu bakso, steak, burger, sate padang, nasi goreng
dan semua makanan yang dimasakin sama ibu. Saya orang yang jarang sekali
olahraga bahkan untuk sekedar lari pagi pun jarang. Tempat wisata yang paling
saya sukai adalah pantai, karena pemandangannya dan pasirnya yang bisa buat
suasana hati jadi tenang.
Saya merupakan anak keempat dari
empat bersaudara yang semuanya berjenis kelamin perempuan. Ibu saya asli dari
Jogjakarta sedangkan ayah saya asli keturunan Padang. Saya tinggal di
tengah-tengah keluarga yang sederhana, kedua orang tua saya berprofesi sebagai
wiraswasta yaitu sebagai seorang penjahit, mereka membuka usahanya di tempat
tinggal kami saat ini. Kedua orang tua saya sangat memprioritaskan pendidikan,
mereka bisa membiayai kuliah ketiga anaknya termasuk saya, hanya satu yang
tidak melanjutkan kuliah karena alasan tidak ingin menyusahkan kedua orang tua
saya. Saat ini ketiga kakak saya sudah berkeluarga dan ikut dengan suami mereka.
Itu sedikit tentang keluarga saya.
Riwayat Pendidikan
·
TAHUN 1998-1999, TK ISLAM USWATUN HASANAH BEKASI
·
TAHUN 1999-2005, SDN KOTA BARU II BEKASI
·
TAHUN 2005-2008, SMPN 4 BEKASI
·
TAHUN 2008-2011, SMA PATRIOT BEKASI
·
TAHUN 2011-Sekarang, UNIVERSITAS GUNADARMA
Tahun 1998 saya terdaftar sebagai
siswi TK ISLAM USWATUN HASANAH, di TK ini saya mendapatkan banyak teman ada
yang nakal ada juga yang baik tapi, rata-rata sih nakal ya namanya juga anak
kecil. Di TK ini saya dididik oleh guru yang sangat baik, beliau mengajarkan
saya membaca, berhitung, menulis, menggambar, menari dan berolahraga. Dari Tk
saya suka menari, setiap ada acara pentas seni di sekolah ataupun di lingkungan
rumah saya selalu ikut berpartisipasi. 1 tahun saya belajar di TK ini dan saya
mendapatkan ilmu untuk bekal ke bangku sekolah dasar.
Tahun 1999 saya terdaftar sebagai
siswi SDN KOTA BARU II BEKASI, yang letak sekolahnya tidak terlalu jauh dari
rumah, tapi untuk sampai ke sekolah harus menyebrang jalan terlebih dahulu.
Saat awal masuk sekolah saya masih diantar oleh ibu saya setelah naik kelas 2
saya sudah memberanikan diri untuk berangkat ke sekolah sendiri. Saat saya
duduk di bangku kelas 1 dan 2 saya tidak pernah mendapat peringkat di kelas,
dan saat itulah saya dinasehati oleh ibu untuk lebih rajin lagi belajarnya. Dan
hasilnya saat saya kelas 3 saya mendapatkan peringkat ke 2 di kelas,
benar-benar hasil yang memuaskan untuk saya dan tidak pernah saya bayangkan.
Saya pun terpilih untuk mewakili sekolah di perlombaan calistung setingkat kota Bekasi , saya pun berlatih
bersama teman-teman saya, tapi kami tidak menang dalam perlombaan itu, dan
perlombaan berikutnya yaitu lomba cerdas cermat setingkat kota Bekasi, dan
lagi-lagi kami tidak berhasil mengalahkan saingan kami yang ternyata lebih
hebat daripada kami.
Meskipun saya tidak menang dalam
perlombaan itu, tapi saya tetap mempertahankan prestasi saya di sekolah. Dari
kelas 4 sampai 6 saya selalu masuk dalam peringkat 3 besar di kelas. Waktu saya
kelas 6 SD saya pernah mengikuti lomba pidato dan saya menang juara I tingkat
kelurahan.
Saat saya kelas 6 saya dididik
oleh guru yang cukup tegas namanya Ibu Ros, beliau termasuk guru yang disegani
oleh para siswa, karena pembawaannya yang tegas dan galak. Beliau tidak segan
untuk menghukum kami saat kami melanggar peraturan seperti terlambat dan
menyontek, beliau juga sering mencubit kami ketika kami mendapat nilai di bawah
7, memang sedikit menyeramkan tapi saya nyaman dengan cara mengajarnya, beliau
sangat peduli terhadap kami sampai akhirnya kami semua bisa lulus dengan nilai
yang baik dan bisa lolos masuk ke SMP Negeri pilihan kami.
Tahun 2005 saya pun diterima di
SMP pilihan saya yaitu SMPN 4 Bekasi, letaknya cukup jauh dari rumah, untuk
sampai ke sekolah saya harus naik angkutan umum dua kali, saya berangkat
bersama teman-teman saya dari rumah. Saat diterima di sekolah ini saya
mengikuti tes masuk SMP Negeri, dan hasilnya saya mendapat nilai yang cukup
memuaskan sehingga saya diterima di kelas unggulan sekolah ini. Saya
mendapatkan teman-teman baru yang pintar dan semua saling bersaing untuk
mendapat peringkat di kelas. Saat masuk sekolah ini saya mengikuti MOS dan saya
melihat penampilan demo ekstrakulikuler yang lumayan banyak, tetapi saya Cuma
satu ekstrakulikuler yang membuat saya jatuh hati yaitu seni tari, di sekolah
ini seni tarinya sudah cukup terkenal dan sering menang dalam perlombaan
menari.
Saya pun memutuskan untuk
mendaftarkan diri di ekstrakulikuler seni tari ini, dan peminatnya pun cukup
banyak. Di ekstrakulikuler ini saya diajarkan banyak tarian daerah khususnya
tarian Jawa Barat. Seperti tari Ronggeng Belantek, tari Topeng Betawi, tari
Merak, tari Silat, tari sulintang dan masih banyak lagi. Pada suatu hari
sekolah kami ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan lomba olimpiade MIPA,
kami pun di amanatkan oleh kepala sekolah untuk berlatih karena kami akan
menyambut Walikota Bekasi saat itu. Tidak semua dipilih, hanya beberapa saja
yang berkesempatan untuk ikut dan ternyata saya pun terpilih untuk menyambut
Walikota Bekasi, saya dan teman-teman saya pun berlatih untuk acara ini karena
menurut kami ini acara yang penting jadi, penampilan kami harus maksimal, kami
pun berlatih dari pulang sekolah sampai jam 9 malam, menghafal gerakan serta
koreografi yang telah diatur oleh pelatih kami, setelah kami berlatih selama
seminggu full. Tibalah saat yang ditunggu-tunggu, kami pun menari menyambut
serta mengiringi rombongan dari Walikota Bekasi, kami pun sukses membawakan
tarian ini tanpa cacat sedikitpun, terbukti dari banyaknya pujian yang
dilontarkan untuk kami.
Setelah acara itu kami pun
dibentuk menjadi sebuah tim yang khusus untuk perlombaan dan pengisi
acara-acara baik di dalam maupun di luar sekolah. Pengalaman yang sungguh
menyenangkan karena dapat menyalurkan kemampuan yang ada dalam diri apalagi
kalau membuahkan prestasi. Saat saya kelas 2 saya tidak hanya ikut
ekstrakulikuler seni tari tapi saya juga mencoba ikut dalam kegiatan seni
musik, disini saya diajarkan menyanyi, dan bermain alat musik. Tetapi tetap
saja hati saya lebih memilih seni tari, karena saat kita menari hati dan
pikiran terasa tenang ,tubuh pun menjadi sehat.
Saat saya kelas 3 semua kegiatan
ekstrakulikuler dihentikan, karena jadwal yang semakin sibuk dan untuk
persiapan menjelang ujian nasional (UN). 6 bulan menjelang UN pemantapan mata
pelajaran yang masuk dalam UN pun dijalankan oleh semua siswa, pemantapan ini
dilakukan pada pagi hari sebelum pelajaran di kelas dimulai. Semua siswa
mengikuti pemantapan dengan tekun dan hasilnya sekolah kami pun lulus 100%,
semua siswa merayakan kelulusan dengan mengadakan pensi dan jalan-jalan ke
tempat wisata. Setelah pengumuman kelulusan keluar saya pun senang mendapat
hasil ujian yang cukup bagus. Saya pun kembali mencari sekolah (SMA Negeri)
yang favorit dan saya pun mencoba untuk daftar di SMA Negeri 4 Bekasi, setelah
mengikuti test yang cukup sulit, saya pun melihat hasil tes masuk di sekolah
ini, dan hasilnya saya tidak diterima di sekolah yang saya inginkan, saya pun
ingin mencoba ke sekolah di Jakarta tetapi, kondisi saya waktu itu yang sering
sakit saya pun dilarang oleh orang tua untuk sekolah yang jauh dari rumah.
Saya pun menerima keputusan dari
orang tua saya, kemudian saya didaftarkan di SMA swasta yaitu SMA Patriot
Bekasi, yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah. Sekolah disini saya
mendapatkan teman-teman yang baik. Saya mengikuti MOS dan LDKS yang diwajibkan
untuk semua siswa/i. Saat itu LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa)
dilaksanakan di puncak Bogor, semua siswa/i diwajibkan ikut kecuali yang sakit
parah. Di LDKS ini kami benar-benar dilatih mentalnya untuk menjadi seorang
pemimpin, mulai dari penjelasan materi dari guru, sampai praktek di lapangan
seperti latihan baris-berbaris, olahraga, dan puncaknya saat acara jerit malam
di tengah hutan. Pengalaman yang sulit untuk dilupakan ketika saya ditunjuk
sebagai ketua kelompok. Acara dimulai tepat pukul 02.00 dini hari, saat suhu
udara sangat dingin kami dipaksa untuk bangun dan mengikuti jerit malam ini, kami pun dibagi atas beberapa kelompok, setiap
kelompok memiliki ketua untuk memimpin di barisan depan dengan membawa obor.
Dengan perasaan takut saya dan teman-teman memberanikan diri untuk tetap
berjalan di tengah hutan dan mencari pos-pos tempat berhenti yang sudah
ditunggu oleh kakak kelas, di perjalanan kami ditakut-takuti oleh suara-suara
aneh dan seram, dan juga penampakan-penampakan yang ternyata itu adalah kakak
kelas kami yang menyamar sebagai hantu, kebayang kan serammnya?, tidak cukup
sampai disitu saja , saat kami sampai di pos kami pun di marah-marahi oleh
kakak kelas kami dan kami di perintahkan untuk memungut sampah-sampah yang ada
disekitar pos serta mencium tanah sebagai bentuk dari rasa cinta tanah air (ini
yang paling menyebalkan). Setelah itu kami pun melanjutkan untuk ke pos
berikutnya, dan yang paling menyebalkan saat saya di tinggal oleh teman-teman
kelompok saya sendirian di tengah hutan yang gelap, saat itu benar-benar hal
yang paling gila dan membuat saya menangis. Di tengah hutan akhirnya saya
bertemu dengan kelompok lain yang juga sedang mencari pos dan akhirnya saya
diberi jalan keluar dan menemukan kelompok saya yang terpisah. Saya dan
teman-teman pun berhasil menyelesaikan jerit malam ini meskipun dengan hati yang sangat kesal dan
marah. Ini pengalaman yang tidak akan saya lupakan.
Saat saya kelas 1 saya mengikuti
ekstrakulikuler PASKIBRAKA sebenarnya bukan mau saya tapi karena waktu itu saya
terpilih untuk menjadi anggota paskibra, jadi mau tidak mau saya harus menjalaninya.
Karena jika dijalani dengan hati semuanya jadi menyenangkan. Latihan setiap
hari sabtu untuk upacara pengibaran bendera hari senin dan latihan setiap hari
saat ada lomba, tim paskibra kami selalu ikut berpartisipasi dalam perlombaan
tetapi hanya mampu menang sekali. Saya menjadi anggota paskibra sampai kelas 2,
setelah itu saya keluar dan memutuskan untuk masuk ke ekstrakulikuler theater
tidak sampai 3 bulan saya pun memutuskan untuk keluar, dan saya pun mencoba
bergabung di seni tari di ekstrakulikuler ini tidak hanya tarian daerah saja
tetapi tarian modern juga diajarkan, saya pun merasa nyaman bergabung di
ekstrakulikuler ini karena sejak kecil sudah suka menari, setiap ada pensi di
sekolah saya selalu berpartisipasi memberikan penampilan tarian daerah dan
modern. Pernah satu kali saya mengikuti lomba modern dance antar SMA di Bekasi
yang diselenggarakan oleh salah satu merek kartu perdana seluler dan kami masuk
10 besar, meskipun tidak menang yang penting kami sudah berusaha semaksimal
mungkin.
Pengalaman lain saat di SMA yaitu
mengikuti lomba pembuatan film pendek yang diselenggarakan oleh SMA 1 Cikarang.
Tim pun dibentuk untuk membuat film pendek ini dan saya pun terlibat dalam
pembuatan film ini, saya dan teman saya yang menulis skenarionya judulnya “ada
senja di kolong jembatan” ini sebuah kisah anak-anak yang kurang beruntung
nasibnya karena tidak bisa bersekolah karena himpitan ekonomi keluarga, dan
sekelompok siswa SMA yang membuka sekolah kecil untuk membantu mereka yang
tidak dapat bersekolah. Film kami pun masuk 20 besar film terbaik tetapi tidak
lolos ke peringkat berikutnya. Kalah menang dalam suatu perlombaan itu biasa
yang terpenting adalah keberanian kita dalam mencoba sesuatu hal baru yang
belum pernah kita coba. Tidak hanya itu saya pun pernah menjuarai lomba kebaya
saat hari kartini di sekolah, saya senang karena saya menang dengan memakai
kebaya buatan ibu saya.
Saat kelas 3 semua aktivitas
dihentikan dan mulai fokus lagi dengan pelajaran serta persiapan menjelang UN,
pemantapan mata pelajaran yang di UN kan pun dijalankan oleh semua siswa,
pemantapan dilakukan setelah pulang sekolah (di luar jam sekolah) selama 6
bulan kami dilatih terus agar kami bisa mengerjakan soal ujian dengan baik. Dan
hasilnya kami semua bisa lulus 100 % dengan nilai yang bagus, dan
alhamdulilah saat di wisuda saya pun
menerima piala untuk nilai akademis terbaik.
Saat saya lulus, saya belum
menerima ijazah, saya hanya sedang sibuk mencari perguruan tinggi negeri yang
sesuai dengan kemampuan saya, saya pun ikut SNMPTN, sambil menunggu pengumuman
hasil tes, saya dan seorang teman saya pun pergi mencari pekerjaan, awalnya
cuma iseng tapi ternyata ada lowongan di salah satu restoran di sebuah mall di
bekasi, tanpa pikir panjang kami pun mengikuti tes kerja di restoran itu dan
ternyata kami pun diterima walaupun tanpa persiapan, tanpa ijazah dan surat
lamaran. Kami pun tanda tangan kontrak untuk setahun masa kerja tetapi hanya
satu bulan saya pun terpaksa keluar dari restoran itu karena harus fokus
mencari perguruan tinggi.Tes SNMPTN dan tes Mandiri sudah saya jalani tapi
gagal lagi dan saya tidak diterima di perguruan tinggi negeri yang saya
inginkan.
Setelah itu saya pun memutuskan
untuk mencari perguruan tinggi swasta yang akreditasinya bagus dan tidak
terlalu jauh kampusnya, jadi saya memilih untuk mendaftarkan diri di
UNIVERSITAS GUNADARMA, saya memilih jurusan ekonomi manajemen alasannya adalah
saya ingin menjadi pemimpin yang baik dan saya ingin belajar untuk menjadi
seorang pengusaha. Ilmu yang saya dapatkan ternyata bermanfaat juga sekarang
saya sudah semester 5 dan saya memiliki bisnis kecil-kecilan yaitu menjual
sepatu wanita handmade, bisnis saya ini sudah berjalan hampir 1,5 tahun dan
sudah menjual sekitar 700an sepatu, dan hasilnya saya tidak perlu meminta
ongkos sama orang tua dan sekarang sudah memiliki merk sendiri namanya
“Femshineshoes” , saya berharap saat saya sudah sarjana nama femshineshoes bisa
besar dan usaha saya ini kedepannya bisa semakin maju, Amien.
Demikian autobiografi tentang
saya terimakasih :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar