Kamis, 14 November 2013

TULISAN 7 SOFTSKILL (PERILAKU KONSUMEN)



Pembelajaran Konsumen

1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah aktivitas manusia yang dilakukan sepanjang hidupnya, bahkan waktu manusia didalam kandungan. Perilaku manusia, termasuk perilaku konsumsi merupakan hasil dari proses pembelajaran
Pembelajaran adalah bahasan yang mendasar dalam ilmu psikologi, Lefton (1982) mendefinisikan pembelajaran sebagai perubahan perilaku yang relative bersifat tetap, yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman. Definisi ini membedakan antara pembelajaran dan reflex yang merupakan perilaku tidak disengaja yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus. Hal penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut adalah bahwa:
·         Pembelajaran konsumen adalah suatu proses, jadi pembelajaran ini secara terus menerus berlangsung dan terus berubah sebagai akibat dari pengetahuan yang diperoleh atau dari pengalaman yang sebenarnya.
·         Pengetahuan baru dan pengalaman pribadai berfungsi sebagai timbal balik bagi individu dan memberikan patokan pada perilakunya dimasa yang kana datang dalam situasi yang serupa.
Jadi seperti yang dikatakan Hawkins dkk (1998) bahwa pembelajaran adalah perubahan apapun yang terjadi pada isi ataupun organisasi dalam memori jangka panjang dan atau pada perilaku adalah benar. Pembelajaran adalah hasil dari pemrosesan informasi secara sadar, tidak sadar, maupun tidak terfokus.

2. Teori Pembelajaran 

1)  Teori pembelajaran perilaku ( behavioral learning theory)
Teori pembelajaran perilaku mengasumsikan bahwa pembelajaran terjadi seseorang terhadap kejadian-kejadian diluar dirinya.

    a.Classical conditioning
Mahzab ini mengacu pada pembelajaran dimana stimulus yang mengakibatkan respons tertentu dipasangkan dengan stimulus lain yang pada mulanya tidak menghasilkan respons bila berdiri sendiri.

b. Pengulangan
Efek conditioning akan meningkat setelah pengulangan beberapa kali. Hanya saja ada teori yang disebut dengan three hit theory, yang mengatakan bahwa pengulangan diatas tiga kali tidak akan menghasilakn efek conditioning, namun justru akan mnegakibatkan advertising wearout atau kejenuhan dan menyebabkan hilangnya efek conditioning.

c. Stimulus generalization
Stimulus generalization berhubungan dengan kecenderungan stimulus-stimulus yang berupa stimulus yang dikondisikan dan ditampilkan untuk menghasilkan respons yang serupa pula.

d. Stimulus discrimination
Stimulus discrimination terjadi billa stimulus yang serupa denganstimulus yang dikondisikan tidak diikuti oleh stimulus yang tidak dikondisikan.

e. Instrumental conditioning (operant conditioning)
Mahzab ini mengutamakan kepuasan dalam menggunakan atau mengkonsumsi produk.

2)  Teori pembelajaran koqnitif
Pendekatan teori ini menekankan kegiatan mental dalam pembelajaran, yakni bagaimana informasi yang diterimaseseorang diproses dan disimpan dalam memorinya dalam waktu yang relative lama. Pembelajaran terjadai karena adanya empat unsure yang disebut dalam hamper dalam semua teori pembelajaran. Empat unsur tersebut adalah:

a.    Motivasi
Motivasi berakar pada kebutuhan dan tujuan, jadi motivasi mendorong pembelajaran.

b.    Cues
Cues adalah stimulus yang mengarahkan motif. Cue mengarahkan dorongan kepada konsumen bila cue itu konsisten dengan ekspektasi konsumen.jadi, pemasar perlu berhati-hati dalam memberikan cue supaya tidak mengecewakan ekspektasi konsumen.

c.    Response
Response adalah bagaimana seseorang berperilaku sebagai reaksi dari dorongan atau cue. Respons tidak terikat pada kebutuhan. Kebutuhan atau notif dapat menimbulkan berbagai macam respons.

d.    Reinforcement
Reinforcement meningkatkan kemungkinan suatu respons spesifik akan muncul dimasa yang akan dating sebagai hasil dari cue atau stimulus tertentu.

3)  Teori pembelajaran iconic rite (menghafal icon)
Teori ini mengatakan bahwa pembelajaran dapat terjadi tanpa conditioning.

4)  Teori Pembelajaran pasif
Teori Kruman, televisi adalah sarana pembelajaran yang pasif. Seluruh informasi yang ditayangkan di televisi merupakan informasi yang datang menghampiri penonton/konsumen dan bukan penonton yang mencari-cari informasi/iklan di tv. Tv adalah media lpw involvement yang merupakan hasil pembelajaran pasif. Stimulus yang diberikan tv berupa daya ingat yang melekat pada benak konsumen dibangun dengan penayangan iklan secara berulang-ulang.


3. Ilustrasi Teori Pembelajaran
1)    Ilustrasi dari classical conditioning(membiasakan)
·         Pavlov àeksperimen terhadap anjing
·         Membiasakan sesuatu kepada konsumen sehingga ada stimulus

2)   Ilustrasi dari instrumental conditioning(belajar dari kesalahan)
Jika suatu stimulus yang diberikan mendapat respon negative atas pengalamannya dimasa lalu maka konsumen tidak akan menerima stimulus tersebut untuk masa akan datang (belajar dari kesalahan)

3)   Ilustrasi dari cognitive learning
·         konsumen berperilaku menyelesaikan masalah
·         Masalah tersebut diselesaikan dengan cara mencari informasi berbagai produk  yang mungkin menyelesaikan masalah yang di hadapi.

4)   Ilustrasi pembelajaran pasif
·         penerapannya pada media sebagai sarana memasang iklan  (produk dengan tingkat keterlibatan rendah.
·         Sebaiknya iklan menampilkan sisi lain tidak bersifat informasional tetapi berupa symbol-simbol dan penimbulan kesan dalam penyampaian pesan terhadap konsumen.
Penerapan  instrumental conditioning pada strategi pemasaran
Implikasi manajerial dari instrumental conditioning bisa digunakann dalam menyusun strategi pemasaran sebagai berikut:
·         Produk yang ditawarkan harus berkualitas sehingga konsumen mempunyai respon positif
·         Pesan iklan yang disampaikan seharusnya berisi manfaat produk
·         Jangan sekali-kali pesan iklan tidak sesuai dengan kualitas produk yang sebenarnya,karena konsumen akan belajar dari pengalaman.

4.Relevansi Pengaruh Perilaku (Behavioral Influence) dan Cognitif Learning pada Pemasaran
Pendekatan Perilaku dan kognitif sangat berbeda, oleh karena itu implikasi pada pemasaran pun akan berbeda.
Pendekatan perilaku akan cocok untuk konsumen yang tidak begitu terlibat dalam pembelian suatu produk. Dari perspektif instrumental conditioning, konsumen adalah pasif, kurang terlibat dan kemungkinan akan lebih menerima pembelian terhadap produk yang telah dibeli sebelumnya sejauh hal itu mampu memuaskannya.
Teori pembelajaran kognitif lebih relevan untuk produk yang penting dan memerlukan keterlibatan tinggi. Dalam kasus produk-produk yang penting, konsumen dalam mengambil keputusan pembeliannya akan melewati proses pencarian informasi secara lebih intens, mengevaluasi dan memilih produk yang diinginkan.

5. Loyalitas Konsumen
Loyalitas konsumen dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu loyalitas merek (brand loyality) dan loyalitas toko (store loyality).
Assael (1992) mengemukakan empat hal yang menunjukkan kecenderungan konsumen yang loyal sebagai berikut:
·         Konsumen yang loyal terhadap merek cenderung lebih percaya diri terhadap pilihan.
·         Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasakan tingkat resiko yang lebih tinggi dalam pembeliannya.
·         Konsumen yang loyal terhadap merek juga lebih mungkin loyal terhadap toko.
·         Kelompok konsumen yang minoritas cenderung untuk lebih loyal terhadap merek.

6. Teori pembelajaran Vicarious
Teori mengatakan bahwa orang belajar tanpa harus menerima ganjaran gataupun hukuman, seperti yang diyakini oleh pengikut teori instrumental conditioning. Bila seseorang melihat atau mengetahui bahwa orang lain  mengalami kepuasan dalam menggunakan suatu produk, karena seolah-olah ia mengalami sendiri. Pengertian yang lain yaitu ide yang sederhana yang mengacu kepada seseorang merubah perilakunya karena mereka mengamati perilaku orang lain serta konsekuensi yang diterimanya.

7. Referensi







Tidak ada komentar:

Posting Komentar