KEPRIBADIAN
DAN GAYA HIDUP
Berdasarkan penelitian, motivasi dari setiap
manusia dapat dijelaskan dengan pendekatan kepribadian. Namun, beberapa
peristiwa seperti, kekacauan sosial, konflik masa kanak-kanak, dll. hanya dapat
dijelaskan dengan menggunakan pendekatan gaya hidup (life
style). Dalam merencanakan program pemasaran,
mulai dari perancangan produk hingga pendistributian kepada pemakai akhir,
faktor kepribadian dan gaya hidup juga digunakan.
A.
Kepribadian
Dan Perilaku Konsumen
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen, salah satunya adalah faktor psikologi pembeli dari segi
kepribadiannya. Banyak sekali pendapat mengenai pengertian kepribadian. Menurut
psikologi modern, kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem
psikofisis individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya
secara unik.
Ada 3 faktor yang mempengaruhi pembentukan
kepribadian, yaitu:
1. Keturunan : faktor-faktor yang ditentukan saat
pembuahan, misalnya: sosok fisik, daya tarik wajah, kelamin, temperamen, dll.
2. Lingkungan
: faktor-faktor yang dipengaruhi oleh budaya, norma keluarga, teman-teman,
kelompok sosial, dan pengaruh lain yang pernah dialami.
3. Situasi : tuntutan situasi berlainan yang
menimbulkan aspek-aspek lain dari kepribadian seseorang karena pada umumnya,
kepribadian individu itu mantap dan konsisten.
Dari penjelasan batasan kepribadian, ada 4
hal penting mengenai sifat Kepribadian yaitu: (1) dinamis atau selalu
berubah-ubah, (2) organisasi sistem
(kepribadian itu suatu kesuluruhan yang
bulat), (3) psikofisis (gabungan sifat fisik dan psikis), dan (4) unik (setiap
individu tidak sama).
Selain
berdasarkan uraian di atas, untuk memahami karakteristik kepribadian konsumen,
pemasar juga harus mengetahui segi-segi dari kepribadian. Hal itu dikarenakan
adanya hubungan yang sangat kuat antara jenis kepribadian dan pilihan produk.
Segi-segi kepribadian itu adalah sebagai berikut:
1) Self:
taksiran perkiraan dan perasaan akan siapa dia? apa dia? dan di mana dia?
2) Personality Traits:
kecenderungan mengevaluasi sesuatu sebelum bertindak.
3) Kecerdasan:
kemampuan, kecepatan berfikir, kesanggupan memutuskan sesuatu serta kesanggupan
menghimpunn data sebelum menarik kesimpulan.
4) Appearance and Impressions
5) Kesehatan:
kesehatan jasmani dan rohani
6) Tinggi, berat dan bentuk
Badan
7) Sikap terhadap orang lain:
sikap ini mencerminkan sikap terhadap diri sendiri,.
8) Knowledge:
semakin tinggi pengetahuan seseorang, maka dia akan semakin mantap dan
berhati-hati dalam mengambil keputusan.
9) Skills:
kecakapan yang mempengaruhi pandangan orang lain sekaligus pandangan kita
terhadap diri kita.
10) Nilai:
karakter
11) Emotional tone and control:
temperamen yang menggambarkan nada emosi pada seseorang.
12) Peranan
B. Karakteristik
Pribadi yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Keputusan
pembeli dalam memilih barang dipengaruhi oleh beberapa karakteristik, seperti,
umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, serta kepribadian.
C. Teori-teori
Kepribadian
1)
Teori
psychoanalitis
Teori
yang dipelopori Sigmund freud ini menunjukkan bahwa perilaku manusia dikuasai
oleh personalitasnya atau kepribadiannya. Teori psikoanalitis menekankan pada
sifat-sifat kepribadian yang disadari sebagai hasil dari konflik masa
kanak-kanak. Konflik itu diturunkan menjadi 3 komponen kepribadian sebagai
berikut:
a.
Id
(libido)
Id adalah sumber kekuatan yang dibawa sejak lahir yang
mengendalikan perilaku dan merupakan sub sistem dari kepribadian. Sumber
kekuatan ini selalu mengarahkan perilaku untuk mencapai kesenangan dan
menghindari penderitaan. Id merupakan upaya untuk memperoleh kesenangan, penghargaan,
dan pemuasan yang diwujudkan lewat libido dan
agresi. Libido mengarah pada hubungannya dengan
keinginan seksual dan kesenangfan serta kehangan dan makanan. Sedangkan agresi
mengacu pada kerusakan termasuk perang, berkelahi dan berkuasa.
b.
Ego
Ego sumber rasa sadar yang mewakili logika dan dihubungkan dengan
prinsip realitas. Ego merupakan sub sistem yang berfungsi melayani dan mengendalikan
dua sistem lainnya dengan cara interaksi dengan dunia luar. Ego adalah
perantara Id yang memberikan reaksi terhadap keinginan Id dengan mempertimbangkan
terlebih dahulu apakah keinginan itu dapat memuaskan atau tidak.
c.
Superego
Superego adalah pengekang Id yang menekan gejolak nafsu yang ada
pada manusia. Superego tidak mengatur Id, tapi memberikan hukuman terhadap perilaku
yang tidak dapat diterima dengan menciptakan rasa bersalah. Superego adalah
motivasi untuk bertindak secara bermoral. Superego menetapkan suatu norma yang
melandasi ego memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah. Kesadaran dalam
superego diterapkan melalui penyerapan nilai-nilai cultural dan moral
masyarakat. Oleh karena itu, orang tua menjadi faktor penting dalam pengembangan
superego anak-anak.
2)
Teori
sosial
Dari
teori sosial, kepribadian dijelaskan dengan perilaku yang konsisten memperlihatkan
hubungan orang-orang dengan situasi sosial. Dalam pandangan teori ini, setiap
orang berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial. Dalam sebuah penelitian,
ditemukan bahwa iklan produk seperti pencuci mulut dan sabun selalu dikaitkan
dengan hubungan sosial karena pesan iklan tersebut selalu menggambarkan agar
seseorang dapat diterima dalam pergaulan sosial.
3)
Teori
konsep diri
Dalam
pandangan teori konsep diri, manusia mempunyai pandangan persepsi atas dirinya
sendiri. Sehingga, setiap individu menjadi subjek dan objek persepsi.konsep
diri yang dimiliki individu adalah penilaian-penilaian terhadap dirinya yang
berhubungan dengan sifat-sifat seperti, bahagia, keberuntungan, modern,
praktis, dll. Secara umum, konsep diri diatur berdasarkan dua prinsip, yaitu
keinginan mencapai konsistensi dan keinginan meningkatkan harga diri (self
esteem).
·
Konsep actual self (diri
yang sebenarnya) yang diterapkan dalam pemasaran menyatakan bahwa pembelian
yang dilakukan konsumen dipengaruhi oleh konsep yang dimiliki oleh orang itu
sendiri.
·
konsep ideal self (dirinya
yang ideal) yang berhubungan dengan self esteem merupakan sifat positif
terhadap dirinya sendiri.
Selain
dua konsep tersebut, terdapat konsep yang disebut dengan extended
self (diri yang diperluas). Konsep ini menjelaskan
bahwa tidak hanya citra diri kita yang mempengarui pemilihan produk, akan
tetapi, produk yang dipilih juga memberikan pengaruh terhadap diri kita.
Terdapat empat level extended self yang digunakan konsumen untuk mendefinisikan
diri mereka, yaitu:
a. Level
individu: apa yang seseorang miliki, maka itulah indentitasnya, misalnya:
perhiasan, jam tangan, pakaian, dll.
b. Level
keluarga: keluarga merupakan bagian dari identitas diri konsumen. Rumah dan
perabotannya yang menjadi simbol keluarga juga menjadi identitas konsumen.
c. Level
komunitas: tetangga, lingkungan perumahan, dan asal daerah juga sudah umum
untuk dijadikan identitas.
d. Level
kelompok: keterikatan terhadap kelompok sosial dapat menjadi dasar identitas
atau bagian dari kelompok itu.
4)
Teori
Sifat / Ciri (Trait Theory)
Trait
adalah setiap karakteristik yang berbeda yang berbeda antara satu dan lainnya
serta bersifat relatif permanen dan konsisten. Pendekatan kepribadian teori ini
berusaha mengkuantitatifkan karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh
seseorang. Ada beberapa ciri spesifik yang sesuai dengan perilaku konsumen, yaitu,
innovativeness (keinginan
mencoba sesuatu yang baru), materialism
(keinginan memperoleh atau memiliki produk sebanyak-banyaknya), need
cognition (usaha memikirkan sesuatu
yang menimbulkan usaha memikirkan informasi merek).
D. Dimensi
Kepribadian
Berdasarkan
riset yang mengesankan, terdapat lima dimensi yang mendasari semua dimensi lain.
Pemasar harus mengetahu lima dimensi berikut agar dapat mengkategorikan sasaran
pemasannya ke dalam dimensi tersebut sehingga, perusahan menciptakan
produk-produk yang sesuai dengan kepribadian konsumen. Dimensi-dimensi tersebut
ialah:
1)
Ekstraversi
Dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang
yang senang bergaul, banyak bicara, dan tegas.
2)
Sifat
menyenangkan
Dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang
yang baik hati, kooperatif, dan mempercayai.
3)
Sifat
mendengarkan kata hati
Dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang
yang bertanggung jawab, tekun, dan berorientasi prestasi.
4)
Kemantapan
emosional
Dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang
yang tenang, bergairah, terjamin (positif), lawannya, tegang, gelisah, murung
dan tak kokoh (negatif).
5) Keterbukaan terhadap
pengalaman
Dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang
yang imajinatif, peka, dan intelektual.
E. Gaya
Hidup
Gaya
hidup secara luas diidentifikasikan sebgai cara hidup yang ditandai oleh
bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap
penting dalam lingkungannya, dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka
sendiri serta dunia di sekitarnya (pendapatnya). Gaya hidup merupakan sebuah
identitas kelompok. Gaya hidup sangat relevan dengan usaha pemasar menjual
produknya. Perubahan gaya hidup kelompok akan berdampak luas pada berbagai
aspek konsumen. Di Amerika telah terjadi beberapa perubahan gaya hidup yang
mungkin juga akan terjadi di Indonesia, diantaranya:
1) Perubahan
peran pembelian antara pria dan wanita.
2) Mempunyai
perubahan besar pada masalah kesehatan dan gizi.
3) Lebih
menyadari diri sendiri.
4) Gaya
hidup yang konservatif dan lebih tradisional di antara baby boomer dan baby
buster.
5) Meningkatnya
penekanan pada kesenjangan hidup.
6) Kesadaran
lingkungan yang lebih besar.
F. Nilai
dan Gaya Hidup
Gaya
hidup ditunjukkan oleh perilaku masyarakat yang menganut nilainilai dan tata
hidup yang hampir sama sebagai refleksi dari nila-nilai itu sendiri. Untuk
memahami gaya hidup masyarakat diperlukan program atau instrument untuk
mengukur perkembangannya. SRI International telah mengembangkan program yang
disebut VALS1 (value and life style 1) untuk mengukur gaya hdup ditinjau dari
aspek nilai cultural yaitu :
(1) outer directed,
yang merupakan gaya hidup konsumen yang jika
membeli suatu produk harus sesuai dengan nilai-nilai dan norma tradisional yang
telah terbentuk. Konsumen ini merupakan konsumen terbesar di Amerika yang
mencapai 68%,
(2) inner directed,
yaitu konsumen yang membeli produk untuk memenuhi keinginan dalam dirinya untuk
memiliki sesuatu dan tidak terlalu memikirkan norma-norma budaya yang
berkembang. Kelompok kedua ini berusaha keras untuk mengekspresikan dirinya.
(3) need driven,
yaitu konsumen yang membeli sesuatu didasarkan atas kebutuhan dan bukan
keinginan berbagai pilihan yang tersedia. SRI kemudian memperbaiki program
VALS1 dengan VALS2 yang mengidentifikasi delapan kelompok konsumen dengan definisi
nilai yang terkandung didalamnya:
Actualizer:
mempunyai pendapatan yang paling tinggi dan
harga diri yang tinggi. Mereka membeli produk dengan tujuan mencapai yang
terbaik dalam hidup.
Fulfilleds:
berpendapatan tinggi, bertanggung jawab,
berpendidikan tinggi dan terbuka pada perubahan.
Believers:
tidak berpendapatan tinggi dan hidup lebih
tradisional daripada fulfilleds. Hidup bersosial dan menghargai peraturan.
Achiever:
focus pada karir dan keluarga, hidup sosial
formal, dan tidak berlebihan.
Striver:
minat sempit, mudah bosan, agak terkucil,
ingin dihargai, tidak peduli kesehatan dan politik.
Struggeler:
minat dan kegiatan terbatas, kesehatan
bermasalah, konservatif dan tradisional, setia pada agama.
Experience:
senang hal baru, aneh dan beresiko, sporty,
kagum akan kekayaan dan kekuasaan.
Maker:
menikmati alam, menghindari orang, mencemooh
politisi, konglomerat.
G.
Menggunakan
Karakteristik Gaya Hidup dalam Strategi Pemasaran
1. Segmentasi pasar sasaran
contoh :
Pada
produk susu mengidentifikasi beberapa kelompok gaya hidup konsumen, yaitu :
Konsumen
yang menginginkan kesehatan dan kebutuhan gizinya terpenuhi Kelompok konsumen
yang sangat memperhatikan kandungan kadar lemak susu karena takut kegemukan,Konsumen
yang mengkonsumsi karena kebiasaan saja
Berdasarkan
ke tiga kelompok ini muncul dua produk yaitu: Produk dengan kadar lemak dan
kandungan gizi yang normal yang diperuntukkan kelompok ke satu dan ke tiga.
Jenis produk kedua yaitu susu yang mempunyai kadar lemak yang rendah.
2. Membantu dalam memposisikan produk di
pasar dengan menggunakan iklan
3. Pemasar dapat menempatkan iklan produknya
pada media-media yang paling cocok
4. Pemasar bisa mengembangkan produk sesuai
dengan tuntutan gaya hidup mereka
H.
Referensi
:
http://kamahera18.wordpress.com/2010/12/04/kepribadian-dan-gaya-hidup/ http://manajemenmandiri.wordpress.com/2012/05/14/kepribadian-konsep-diri-gaya-hidup-dan-psikografi/
afi5sa.files.wordpress.com/.../kepribadian