KELAS SOSIAL DAN KELOMPOK STATUS
Perbedaan antara Kelas Sosial dengan Status Sosial
Menurut Weber, status sosial
berbeda dengan kelas sosial sebagai prinsip mendasar mengenai stratifikasi
sosial. Kelas sosial mengacu pada perbedaan secara ekonomis dan kesenjangan
ekonomi. Sedangkan status sosial mengacu pada perbedaan yang menurut posisi
individu di masyarakat dan penghormatan masyarakat kepada seseorang berdasarkan
posisi sosialnya di masyarakat.
Status sosial ditentukan situasi
khusus yang memungkinkan seseorang mendapat penghormatan atau penghargaan dari
orang lain. Penghormatan tersebut bisa karena beberapa faktor misalnya,
keturunan, agama, kharisma yang ia miliki, ketokohannya di masyarakat, dan lain
sebagainya. Lain halnya pada kelas sosial yang lebih menekankan pada faktor
ekonomi. Status sosial muncul pada masyarakat komunal di mana penghormatan
terhadap orang lain berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas dianggap
penting. Sementara kelas sosial sebagai faktor yang beroperasi pada setiap individu
di dalam masyarakat. Kelas sosial dan status sosial menentukan bentuk-bentuk
khusus stratifikasi sosial yang memperlihatkan elemennya masing-masing.
Pemilikan
Pemilikan adalah simbol
keangotaan kelas tidak hanya jumlah pemilikannya, tetapi sifat pilihan yang
dibuat. Kepemilikan status sosial di masyarakat sangat di harapkan bagi
sebagian besar masyarakat untuk bisa menaikan tingkat kelas sosial yang ada.
Tidak dipungkiri bahwa status sosial sangatlah diperlukan individu untuk dapat
bergaul di masyarakat luas tanpa merasa rendah kelas sosialnya.
Dinamika Kelas Sosial
Perilaku kelas sosial dinamis
karena mencerminkan lingkungan yang berubah. Dinamika kelas sosial mencerminkan
perbedaan kelas antara kelas middle-up and middle-down.
Sosial Mobility dan Konsekuensinya
terhadap Market
Mobilitas sosial sendiri memiliki arti
yaitu perbedaan status sosial. Perbedaan status sosial antara seseorang dapat
mempengaruhi prilaku seseorang dalam membeli. Apabila mobilitas sosial
seseorang lebih tinggi maka secara otomatis orang tersebut akan mempunyai
prilaku pembelian yang lebih konsumtif, dan begitu sebaliknya jika seseorang
berada pada tingkat mobilitas sosial yang rendah, maka orang tersebut tingkat
konsumsinya akan mengalami penurunan.
Tipe gerak sosial yaitu:
A. Gerak sosial vertical
Gerak sosial vertikal merupakan
suatu perpindahan individu atau objek dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan
lainnya yang tidak sederajat.
Gerak sosial vertical sesuai
dengan arahnya dibedakan menjadi dua lagi:
§ Gerak
sosial vertical naik
Terdapat
dua bentuk utama yaitu:
·
Masuknya individu-individu
yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi.
·
Pembentukan suatu kelompok
baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan
individu-individu pembentuk kelompok tersebut.
§ Gerak
sosial vertical turun
Terdapat
dua bentuk utama diantaranya:
·
Turunya kedudukan individu
ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.
·
Turunya derajat kelompok
individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai suatu kesatuan.
B. Gerak sosial horizontal
Gerak sosial horizontal merupakan
suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke
kedudukan lainya yang sederajat.
Klasifikasi Geodemografi dan Manfaat bagi Pemasar
Segmentasi
Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini
didasarkan pada pendapatan bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain
mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup dan kebiasaan konsumsi
yang sama. Geodemografi merupakan sebuah kombinasi dari karakteristik
demografis dan gaya hidup konsumen dalam cluster geografis. perusahaan riset
pemasaran telah mengembangkan system klasifikasi atau Clusering yang
mengidentifikasi segmen-segmen geodemografis yang berbeda.
Penetapan
Sasaran Berdasarkan Geodemografis
Kata geodemografis adalah gabungan kata
geografi dan demografi, yang secara indah mendiskripsikan targeting dalam
bentuk ini. Dasar pemikiran menjadi landasan geodemographic targeting adalah
bahwa orang-orang yang menetap diarea yang sama, misalnya bertetangga atau
dalam satu zona kode area, juga memiliki persamaan dalam demografi dan gaya
hidup. Beberapa perusahaan mengembangkan layanan yang menghilangkan batas area
geografis kedalam common group atau cluster, dimana terdapat orang-orang dengan
karakteristik demografis serta gaya hidup yang sama.
Pemasaran untuk Pangsa Kelas Sosial
Kelas sosial kerap diterapkan pada
masalah pemangsaan pasar, proses mendefinisikan kelompok pelanggan yang homogen
dan membuat tawaran yang kuat secara khusus untuk mereka. Kelas social
dirasakan sebagai konsep yang berguna untuk pemangsaan pasar didalam kerja
pelopor.
Prosedur untuk pemangsaan pasar
mencakupi langkah-langkah berikut:
·
Identifikasi pemakaian kelas
social dari produk.
·
Perbandingan variabel kelas
social untuk pemangsaan dengan variabel lain.
·
Deskripsi karakteristik kelas
social yang di identifikasi didalam target pasar.
·
Perkembangan program pemasaran
untuk memaksimumkan keefektifan bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi
dengan sifat kelas sosial.
Pengenalan Kebutuhan dan Kriteria Evaluasi
Gambarkanlah proses pengenalan
kebutuhan yang terjadi sebelum anda membeli minuman kaleng ringan anda yang
terakhir. Bagaimana perbedaannya dengan proses yang mendahului pembelian
sepasang sepatu karet yang baru? Jika ada, peran apa yang dimainkan iklan dalam
pengenalan kebutuhan anda?
Pengenalan kebutuhan yang terjadi pada
kasus ini adalah ketika saya sebagai konsumen penikmat minuman kaleng tersebut.
Minuman kaleng sangat praktis dibawa kemana saja dan terdapat dimana saja.
Misalnya Fanta dengan bermacam – macam rasa sering dikonsumsi oleh para
konsumen karena mudah dibawa. Rasa yang disediakan adalah rasa yang memberikan
kesegaran jika diminum dingin. Misalnya rasa strawberry, apel, dan anggur.
Pengenalan kebutuhan minuman kaleng
fanta terjadi pada saat orang-orang mulai malas membawa minuman sendiri dari
rumahnya. Selain itu, minuman kaleng tidak tumpah dan dapat tahan dingin lebih
lama dibanding minuman botol plastik. Fanta sudah banyak dikenal konsumen lewat
media televisi dengan memberikan visual gambar yang menarik. Saya mulai melihat
dan mencoba minuman kaleng tersebut ketika iklan beredar di televisi.
Menurut Hasan (1988) evaluasi program
semula merupakan evaluasi kurikulum. Karena itu cenderung tidak membedakan
evaluasi program dengan evaluasi kurikulum. Sehubungan dengan pendapat
tersebut, akan diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan kriteria dalam
mengadakan evaluasi.
Evaluasi harus berhubungan dengan
kriteria. Dasar pemikiran tersebut, dengan criteria evaluator dapat memberikan
pertimbangan nilai, harga, dan komponen-komponen program yang perlu
penyempurnaan serta yang telah memenuhi persyaratan. Evaluator tanpa kriteria
sama dengan bekerja dalam kegelapan. Tnpa adanya kriteria pertimbangan yang
diberikan adalah tanpa dasar.
Kriteria evaluasi dikembangkan melalui
model-model evaluasi yang digunakan. Empat kelompok pengembangan yang dapat
dilakukan, yakni: “Pre-ordinate, fiedelity,
Matual-adaptive, dan process”.
Pendekatan “Pre-ordinate” memiliki dua
karakteristik; pertama kriteria ditetapkan
sebelum pelaksanaan evaluasi. kriteria ini bersifat mengikat karena ditetapkan sebelum
evaluator turun
ke lapangan. Karekteristik kedua, kriteria yang dikembangkan bersumber pada
standar tertentu. Seperti yang bersumber pada pandangan teoritik atau kumpulan
tradisi yang sudah dianggap baik.
Pendekatan “Fidelity” pada
dasarnya ada kesamaan prinsip dengan kedekatan “Pre-ordinate” yakni kriteria
yang dikembangkan sebelum evaluator turun ke lapangan untuk mengumpulkan data.
Perbedaaan prinsipil pada keduanya yaitu pada hakekat evalusi yang digunakan.
Pendekatan Fidently tidak menggunakan criteria yang bersifat umum (
universal ) sebagaimana tuntutan pendekatan Pre-Ordinate.
Pendekatan ke tiga dikenal dengan
istilah pendekatan gabungan mutual-adaptive. Pendekatan ini merupakan
perpaduan antara pendekatan “Pre-Ordinate, Fidently, Process “ kriteria
yang di gunakan dikembangkan dari karakteristis program dari luar, seperti
berdasarkan pandangan secara teori, dari para pelaksana, dan dari pemakai
program.
Kriteria
dalam evaluasi ini mengacu pada :
·
Pedoman – pedoman tentang
program pendidikan jasmani yang berlaku.
·
Persepsi para pengembang
program yang teruji secara teoritis.
·
Pertimbangan evaluator.
Proses Pencarian
Jumlah dan jenis pencarian yang
dijalankan oleh individu bervariasi menurut kelas sosial terendah, mempunyai
sumber informasi terbatas, dan mereka kurang beruntung dalam menyaring
kesalahan informasi dan kecurangan didalam masyarakat urban yang kompleks.
Untuk mengimbanginya, konsumen kelas pekerja kerap mengandalakn kerabat atau
teman dekat untuk informasi mengenai kepuasan konsumsi. Konsumen kelas menengah
lebih percaya pada informasi yang diperoleh dari media dan secara aktif
terlibat dalam pencarian exsternal dari media tersebut. Semakin tinggi tingkat
sosial, semakin besar akses kedalam informasi media.
Bahasa Sosial
Pola bahasa individual berkorelasi erat
dengan kelas sosial mereka. Pentingnya bahasa dapat dimengerti melalui analisis
teks yang digunakan didalam iklan. Mobil mahal seperti Mercedes dan Cadillac
menggunakan kata-kata yang lebih panjang,, eufemisme yang lebih sedikit dan
lebih banyak bahasa abstrak.iklan mobil kelas bawah dan menengah berbicara
banyak tentang sifat fisik,menekankan gambar ketimbang kata dan lebih
memungkinkan menggunakan bahasa slang atau bahasa jalanan.
Proses Pembelian
Dalam proses pembelian, konsumen akan
melalui sebuah proses, yaitu :
1) Menganalisa
keinginan dan kebutuhan
2) Menilai beberapa
sumber
3) Menetapkan tujuan
pembelian
4) Mengidentifikasi
alternative pembelian
5) Mengambil
keputusan untuk membeli
6) Perilaku sesudah
pembelian
Berikut adalah tahapan-tahapan
pembelian sebagai berikut :
Tahap
pertama, adalah Kesadaran akan kebutuhan suatu dan ketersediaannya.
Seorang konsumen harus tahu bahwa ada kebutuhan atau ada kesempatan yang dapat
dilakukan bila dia membeli barang tertentu dan barang tertentu tersebut
tersedia di pasar.
Tahap
kedua,
seorang Konsumen akan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang produk yang
akan dibelinya. Konsumen akan mencari informasi suatu produk tentang
fitur-fiturnya, harganya, penjualannya, dan juga jaminan dari perusahaan.
Tahap
ketiga,
maka seorang Konsumen akan merasa suka dan butuh terhadap produk itu secara
umum.
Tahap
keempat, adalah preferensi. “Kenapa saya harus membeli produk merk
A, bukan merk B. Kenapa saya harus membeli tipe yang seharga ini bukan seharga
itu.” Ini adalah preferensi. Konsumen akan mencocokkan produknya disesuaikan
dengan kesukaannya, seleranya, budgetnya dan lainnya. Di tahapan ini konsumen
sudah mulai mengerucutkan pada apa yang lebih disukai dibandingkan yang lain.
Tahap
kelima, adalah
membuat keyakinan atau konfirmasi. Setelah konsumen mengerucutkan pada beberapa
pilihan, dia akan tambah mantap setelah mendengar penjelasan yang baik dari
penjual /salesman dan memutuskan untuk membeli.
Tahapan
yang terakhir, keenam, akhirnya konsumen tersebut akan merasa puas atas
hasil pembelian yang telah dilakukannya, dan setiap konsumen akan berbeda.
Jadi, sebenarnya dalam tahapan ketika
seseorang ingin membeli sesuatu apakah itu laptop, mobil, makanan, baju dan
lainnya akan melewati 6 tahapan ini. Kesadaran akan kebutuhan produk, lalu
mendorongnya mencari informasi lebih banyak. Setelah itu dia yakin akan
kebutuhannya membeli produk itu. Setelah proses ini dia akan mencari preferensi
mana yang dia sukai. Lalu akhirnya dia meyakinkan diri, “OK”, kalau begini saya
beli.” Setelah yakin, seorang konsumen akhirnya membeli.
Metode Penelitian Pemasaran untuk Mengukur Kelas Sosial
Metode penelitian kelas sosial
terdiri dari dua jenis, yaitu:
Metode teoritis dan keabsahan. Penelitian
teoritis
memberikan suatu arus data empiris dan konsep yang pokok bagi
upaya kita yang sekarang menghubungkan kelas sosial
dengan konsumsi
Metode reputasi melibatkan pengajuan
kepada orang-orang untuk menentukan peringkat posisi atau presitse orang lain. Metode
reputasi dikembangkan oleh Lloyd warner, salah satu pelopor didalam studi kelas
social di Amerika Serikat. Selanjutnya diperluas Burleigh Gardner dan
rekan-rekannya di Deep South dan di Midwest oleh Hollingshead, studi-studi ini
juga mencakupi sosiasi atau ukuran sosiometrik yang menghitung jumlah dari
sifat kontrak pribadi dari orang didalam hubungan mereka yang informal.
Metode penelitian pemasaran. Para
peneliti pemasaran mengukur kelas social dengan variable bebas untuk menentukan
hubungannya denga variable terkait dariminat akan pemasaran. Metode
objektifmemberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai
dari variable yang distratifikasikan. Variable yang paling sering digunakan
adalah pekerjaan, pendapatan, pendidikan, ukuran dan jenis tempat tinggal,
pemilik barang, dan afiliasi organisasi. Metode objektif dapat
dibagi ke dalam metode yang berindeks tunggal dengan mengutamakan pekerjaan
sebagi indikator tunggal terhadap pemilihan kelas sosial dan metode yuang
berindeks ganda dimana dalam memntukan kedudukan sosial seseorang didasarkan
dari berbagai macam variable yang sudah disebut diatas.
Metode subjektif atau pelaporan diri
meminta responden untuk menilai diri sendiri berdasarkan kelas sosial. Metode
seperti ini, walaupun digunakan sekali-sekali, memiliki nilai terbatas bagi
para nalis konsumen karena dua alasan:
·
Responden cenderung menilai
terlalu tinggi kedudukan sosialnya sendiri
·
Responden menjauhi istilah
konotatid dari kelas atas dan bawah dan selanjutnya membesar-besarkan ukuran
kelas menengah.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar