Sabtu, 20 Desember 2014

TULISAN 2 ETIKA BISNIS



Cara Membuat Essay

A.    Mengenal Essay

Secara etimologis esai berasal dari kata Essay (Perancis = ‘mencoba, berusaha, atau berupaya’; Inggris = ‘karangan sastra’ dan secara operasional mempunyai pengertian  yang bermacam-macam. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), esai (essay) merupakan karangan dalam bentuk prosa yang membahas dan mengekspresikan sebuah topik dari sudut pandang pribadi penulisnya. Essay adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subjek tertentu. Menulis essay tidak sama dengan menulis karya tulis lain seperti makalah, opini, atau feature. Dalam menulis essay, penulis dituntut kreativitasnya tersendiri karena ia harus mampu mengungkapkan pemikiran mendalamnya terhadap suatu masalah tanpa bersikap kaku pada pembaca.  Sebuah essay ilmiah harus berisi argumen dan analisis yang jelas serta data-data yang akurat dan kredibel, tetapi dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca. Sehingga secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan, sekaligus mudah dipahami.

B.     Jenis-jenis Essay
Ada tiga jenis cara menulis essay yang umum digunakan, yaitu :
1.      essay naratif : jenis essay yang memaparkan sebuah cerita, contohnya seperti cerita pengalaman atau peristiwa sejarah masa lalu. Essay jenis ini secara jelas menggambarkan sebuah ide dengan bertutur/berkisah yang diceritakan dan disajikan sesuai dengan kronologis yang sebenarnya.
2.      essay deskriptif :  jenis essay yang menggambarkan detail  tokoh, tempat, atau objek tertentu dengan jelas sehingga pembaca akan dibawa pada sebuah dimensi mental picture mengenai objek yang ditulis secara nyata. Essay ini ditulis dengan untuk memberikan kesan nyata mengenai tempat atau objek benda lainnya
3.      essay persuasif : dibuat untuk meyakinkan perasaan pembaca untuk mendukung sudut pandang yang digunakan oleh penulis mengenai suatu objek yang diangkat sehingga pembaca dapat dengan mudah menerima suatu rekomandasi dari penulis. Essay ini mengajak pembaca untuk dapat mengubah sudut pandang baca, memotivasi pembaca  melakukan tindakan seperti yang ditulis penulis.

C. Sistematika Essay
Secara umum, sistematika penulisan essay terbagi menjadi tiga bagian utama, antara lain:
1.      Pendahuluan
·         berisi latar belakang yang mengidentifikasi topik yang dibahas;
·         sebagai pengantar dari topik yang diangkat;
·          meliputi 5% essay;
·         biasanya terdiri dari 1 – 2 paragraf; dan
·         berisikan tujuan penulisan.
2.      Isi Esai (essay)
·         menyajikan dan memaparkan seluruh data dan informasi yang mengenai topik yang diangkat;
·         berisi sudut pandang atau pikiran penulis dalam bentuk ulasan mengenai fakta atau opini yang disajikan;
·         meliputi 85 – 90% essay; dan
·         merupakan bagian utama dari sebuah essay yang ditunjukkan dengan bukti–bukti dalam bentuk logika penalaran pribadi, teori – teori yang ada, dan secara empiris melalui penelitian yang relevan dengan masalah yang dibahas (kalau ada).
3.      Kesimpulan
·         memaparkan dan menjelaskan kembali ide-ide pokok yang telah dibahas pada bagian sebelumnya;
·         berisi ringkasan dari isi esai, berkaitan dengan bukti – bukti yang dibahas pada isi;
·         berisi solusi, himbauan atau saran yang mendukung suatu esai;
·         5 – 10% penyusun essay;
·         banyaknya atau panjangnya tergantung dari tujuan pada latar belakang.

D.  Langkah Membuat Essay
Dalam menyusun sebuah esai ilmiah yang baik, penulis sebaiknya mengikuti langkah menulis esai sebagai berikut :
1.      Memilih Topik
Memilih topik adalah hal pertama yang dilakukan oleh penulis. Penulis juga hendaknya menentukan apakah akan membuat esai yang merupakan tinjauan umum masalah atau tinjauan/analisis topil secara khusus. Jika ingin menganalisis topic secara khusus, topik sebaiknya dipersempit dan harus spesifik. Topik esai yang penulis sukai akan membuat esai menjadi lebih berkarakter dan kuat.
2.      Membuat Outline
Outline adalah garis besar ide-ide yang akan dibahas, Essay akan menjadi lebih terorganisir, fokus, dan sistematis.
3.      Menuliskan Tesis
Pernyataan tesis merupakan pendapat penulis yang akan mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan secara singkat dan jelas
4.      Menuliskan Paragraf Pembuka, Tubuh Esai, dan Kesimpulan
Sebagai pembuka dari esai, paragraf pertama sebaiknya dimulai dengan menarik perhatian pembaca. Bisa dengan memberikan suatu informasi nyata atau data yang bisa menjadi ilustrasi untuk poin penulis selanjutnya. Penulis memulai dengan memilih poin-poin yang akan dibahas, merancang subtema. Pada bagian tubuh essay ini, penulis menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi secara lengkap untuk topik yang telah dipilih. Masing-masing ide penting yang penulis tuliskan pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh tesis. Kesimpulan merupakan rangkuman poin-poin yang telah penulis kemukakan dan memberikan perspektif akhir anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat, tetapi jangan  menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh tesis di atas.
5.      Editing
Penulis hendaknya membaca ulang tulisannya dan meneliti apakah tata bahasa yang digunakan sudah tepat dan apakah kalimat satu dengan yang lain padu atau mengalir dengan lancar. Jika ada yang kurang, penulis bisa merevisi essaynya. Pengeditan akan menyempurnakan bahasa essay.

E. Contoh Essay
Nama: Dyah Azhari Rosikhin
kelompok: VII
Prodi: Pendidikan Tata Boga
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Problema Pendidikan di Indonesia
Indonesia sebagai Negara yang besar, yang mempunyai penduduk terbanyak ke-4 didunia, dan Negara yang mempunyai kekayaan Sumber Daya Alam yang melimpah ruah tentu saja harus dapat bersaingdi era globalisasi yang Modern saat ini. Tentu saja bukan hal yang mudah untuk dapat mengubah wajah Indonesia menjadi lebih baik, bukan hal yang mudah untuk mengubah pola pikir penduduknya menjadi lebih maju dan kritis, dan bukan hal yang mudah pula untuk mengubah mental penduduknya agar bisa bersaing di kancah global dalam era modern saat ini dan menjadikan Indonesia kaya akan Sumber Daya Manusianya.
Untuk mewujudkan Indonesia menjadi Negara yang maju dan kaya akan sumber daya Manusia ,tentu saja Pendidikan dirasa sangat penting. Karena jika rakyat Indonesia dapat mengenyam pendidikan minimal 12 tahun,maka dapat meminimalisir penyakit buta huruf, dan dipastikan rakyat Indonesia bisa calistung (membaca, menulis, berhitung) dan dapat meraih tujuan Bangsa Indonesia yang terdapat di Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu salah satunya “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Pemerintah dengan segala upayanya berusaha untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia.Namun, semua itu bukan tanpa kendala. Niat baik dari Pemerintah khususnya menteri Pendidikan M. Nuh menuai beberapa kritik. Menurut informasi yang saya dapat dari Jejaring sosial mengungkapkan bahwa Ketua Umum PB Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Sulistiyo, dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional secara khusus mengkritik Menteri M. Nuh. Satu kasus sederhana, UN 2013 yang kacau. Persoalan pendistribusian soal UN sehingga ujian tidak dapat dilaksanakan secara serentak. Contoh lain, Kurikulum 2013 yang dinilai belum siap dalam berbagai lini, diantaranya pelatihan guru untuk implementasi kurikulum baru itu belum merata dan masih sangat sedikit.
Penyaluran tunjangan profesi guru juga masih tersendat-sendat di sejumlah provinsi dan banyak guru yang belum dibayar tunjangannya selama dua tahun terakhir. "Tunjangan guru sudah menjadi hak guru memang pasti akan dibayarkan dan berlaku surut. Namun kondisi tersebut bisa mempengaruhi kinerja guru," tambahnya.
Menyikapi persoalan yang pelik ini, PGRI sedang menyiapkan sebuah buku Arah Pembangunan Pendidikan di Indonesia. Semoga ini bisa membantu pemerintahan baru nanti agar pembangunan pendidikan lebih baik lagi. Ia juga berpesan kepada Presiden yang akan datang dapat memilih Menteri Pendidikan yang tepat.
Seperti yang telah kita ketahui, saat ini Indonesia sedang menerapkan Kurikulum 2013 sebagai pengganti dari kurikulum KTSP. Kontroversi Kurikulum 2013 menjadi perbincangan hangat di dunia maya. "Terdapat lebih 15.503 percakapan tentang Kurikulum 2013," ujar Direktur Eksekutif Politicawave Yose Rizal kepada Tempo, Jumat, 15 Agustus 2014.
Pantauan Politicawave, percakapan berlangsung dalam waktu 6-14 Agustus 2014. "Penolakan netizen seputar kesiapan sarana prasarana dan penambahan waktu belajar di sekolah," ujar Yose. Adapun netizen merupakan sebutan pengguna Internet. Sebagian besar membicarakan ketersediaan buku, bahan ajar sistem kurikulum, dan berkurangnya waktu untuk aktivitas pribadi dan sosial.
Dalam kurikulum 2013, siswa dan guru tidak lagi membeli atau meminjam buku pelajaran seperti biasanya.Tetapi, mereka harus mendownload “buku pelajaran” tersebut disalah satu web yang sudah disediakan.Pada hari selasa,12 Agustus 2014 ada seorang ibu dan anaknya yang bersekolah di salah satu SMP negeri dijakarta bertandang kerumah saya (kebetulan rumah saya adalah warung internet). Mereka meminta tolong kepada saya untuk di-download-kan buku pelajaran tersebut. Jika dikalkulasi 1 buku pelajaran yang harus didownloadada sekitar 300 halaman, dan 1 lembar print di warnet saya adalah Rp.1000. maka jika dikalikan untuk 1 buku pelajaran saja sudah memakan biaya sekitar Rp.300.000.merupakan biaya yang lumayan mahal bukan untuk orang yang “tidak mampu”?
Kemudian, si Ibu berkata kepada saya ,”mbak, masa di SMP anak saya ini diwajibkan untuk mempunyai laptop lho untuk media pembelajaran siswa,kalau tidak ada ,ya ngeprint seperti ini. Saya merasa keberatan mbak, oh iya, tolong bilang ke Ayah mbak ya, kalau ingin membeli motor, saya mau menjual motor saya mbak, untuk membeli laptop untuk anak saya.” Ucapnya. Tentu saja saya sangat miris mendengarnya.Ibu itu relamenjual motor agar bisa membeli laptop untukanaknya agar dapat menyesuaikan diri dengan “kurikulum 2013”.Malamnya, ketika saya bercakap cakap dengan ibu saya yang sedang menonton Metro TV yang sedang membahas topik “kurikulum 2013”, ibu saya berkata bahwa untuk mem-fotokopi buku pelajaran itu sudah ditanggung oleh dana BOS, dan menurut ibu saya, wajib mempunyai laptop itu merupakan “akal akalan” dari sekolah yang bersangkutan. Jikalau memang benar tidak diwajibkan membeli laptop, jikalau memang biaya fotokopi sudah ditanggung oleh dana BOS ,jikalau memang wajib mempunyai laptop merupakan “akal akalan” dari pihak sekolah saja.Apakah hal ini bukanpeluang dalam terjadinya KKN? Dan jikalau Informasi yang didapat dari “si ibu dan anak” yang bertandang kerumah saya itu salah, bukan kah itu wujud dari kurangnya sosialisasi untuk penerapan kurikulum 2013?
Menurut saya, sebaiknya bukan hanya kurikulum Pendidikan yang harus diubah. Namun, Mental perilaku Rakyat Indonesia juga harus diubah.Mental bersih , mental berani,danmental kritis dalam berpikir juga harus ditanamkan sejak dini. Danjika ada kebijakan baru dalam pemerintah sebaiknya harus disosialisasikan secepat dan sejelas mungkin kepada rakyat. Agar semuanya lebih jelas ,transparan dan rakyat pun lebih mengerti dan bisa mengeluarkan pendapatnya dengan baik.

F. Referensi
Rahardi, F. 2006. Panduan Lengkap Menulis Artikel, Feature dan Esai: Modul Dasar Pelatihan    Jurnalistik bagi Pemula Dilengkapi dengan Aneka Contoh Tulisan. Depok: PT. Kawan Pustaka.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar