Jumat, 21 Maret 2014

TUGAS 1 SOFTSKIL (BAHASA INDONESIA 2)



Teori-teori yang Berhubungan dengan Penalaran

Pengertian Penalaran 
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan berbentuk proposisi-proposisi yang sejenis,berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Penalaran ada dua jenis yaitu : Penalaran Induktif & Penalaran Deduktif.
Penalaran adalah sebagian hasil dari cara kita berfikir , penalaran biasanya berhubungan dengan logika. Penalaran berkaitan erat dengan bagaimana manusia mencapai kesimpulan-kesimpulan tertentu baik dari premis langsung maupun tidak langsung. Penalaran dan pemecahan masalah biasanya adalah topik-topik yang sangat erat hubungannya dengan aspek-aspek yang secara umum berhubungan dengan berpikir.

Ciri-ciri Penalaran :
1.     Adanya suatu pola berpikir yang luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
2.    Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.



ciri-ciri penalaran lainnya :


1.     dilakukan dengan sadar
2.    didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahul
3.    Sistematis
4.    terarah, bertujuan
5.    menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru
6.    sadar tujuan
7.    premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh
8.    pola pemikiran tertentu
9.    sifat empiris rasional
 
Contoh:
A.   Semua sapi adalah binatang
B.    Semua binatang adalah makhluk hidup
C.    Semua makhluk hidup akan mati
Jadi, semua sapi akan mati
Jadi, menurut logika formal dapat ditarik kesimpulan, bahwa semua A adalah C yaitu: semua sapi akan mati.

Penalaran Induktif
Menurut Nisbet, Krantz, Jepson, dan Kunda (1983) berargumen bahwa penalaran induktif merupakan aktivitas manusia dalam pemecahan masalah yang memiliki arti sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan berada dimana-mana. Pembentukan konsep, generalisasi contoh-contoh, dan tindakan membuat penalaran induktif. Proses penalaran induktif dilakukan malalui proposisi-proposisi khusus untuk menghasilkan proposisi yang lebih umum, atau melalui proposisi khusus menuju pada proposisi khusus lain yang melewati proposisi yang lebih umum.
Penalaran induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum (Smart,1972:64). Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan kata lain penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.(Suriasumantri, 1985:46). 

Penalaran Induktif (Khusus – Umum) :
1.     Generalisasi
2.    Analogi
3.    Sebab-akibat (kausal)

Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual ( khusus ) menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki. Macam – macam generalisasi :
1.     Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh : setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setiap bulan tahun Masehi kemudian disimpulkan bahwa : Semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31. Dari penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan. Generalisasi macam ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis.
2.    Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Contoh : setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka gotong royong, maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna.

Analogi
Analogi adalah suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan /referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensisal penting yang bersamaan.
Contoh : Bagaikan badai mengamuk, memorakporandakan segala sesuatu yang ditemui. Rumah-rumah berantakan, pohon-pohon bertumbangan tiada bersisa. Tinggallah akhirnya dataran yang luas dan sunyi dengan puing-puing gedung dan pohon-pohon yang tumbang. Demikianlah penderitaan telah membuatnya hancur luluh tanpa ampun. Rasanya tak ada lagi yang tersisa, kecuali badan yang hampa rasa, tanpa citra, cipta, dan karya.

Hubungan Kausal     
Hubungan kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab akibat. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).
Contoh : Kemarin Budi tidak dapat mengerjakan soal ujian. Hari ini pengumuman nilai ujian dan budi mendaptkan nilai jelek. Karena itu, Budi pasti tidak belajar.

Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan informasi baru yang berdasarkan informasi lama (yang tersimpan dalam ingatan). Penalaran deduktif bertujuan untuk menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang shahih. Studi-studi tentang penalaran deduktif yang mendasarkan pada mekanisme mental hampir sama tua dengan psikologi eksperimen. Oleh karena terdapat masalah yang kontraversional berkaitan dengan fenomena penalaran deduktif, beberapa penelitian juga masih terus dilakukan para ahli.
Penalaran Deduktif (Umum – Khusus), Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu yang harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan.
Contoh : Laptop adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
Faktor – faktor penalaran deduktif :
1.     Pembentukan Teori
2.    Hipotesis
3.    Definisi Operasional
4.    Instrumen
5.    Operasionalisasi

1)    Premis adalah pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan.Kemudian premis dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek).
Contoh : Semua Tanaman membutuhkan air. Akasia adalah tanaman. Akasia membutuhkan air.

2)   Silogisme adalah proses yang menghubungkan 2 proposisi yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan. Silogisme terdiri atas : premis mayor(dianggap benar), premis minor(peristiwa khusus), dan kesimpulan Beberapa ketentuan silogisme :
a.    Hanya terdiri dari tiga proposisi.
b.    Jika mengandung premis positif dan negatif maka kesimpulannya negatif.
c.    Dari dua premis yang negatif tidak dapat ditarik kesimpulan.
Contoh : Indonesia adalah negara yang tidak ramah. Amir adalah orang yang tidak ramah. Jadi, Amir adalah orang Indonesia.

3)   Entimem adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme. Tetapi di dalam entimem premisnya dihilangkan / tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh : Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari. Pada malam hari tidak ada matahari. Pada malam hari tidak mungkin ada fotosintesis.

4)   Proposisi adalah kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah. Proposisi merupakan suatu kegiatan rohani baik menyuguhkan atau mengingkari.
Contoh : Proposisi yang menyuguhkan “Semua orang Negro hitam” dan proposisi yang mengingkarinya “Semua orang Negro tidak hitam”.

5)   Term adalah suatu kata atau kelompok kata yang menempati subjek (S) dan predikat (P). Tidak semua kata adalah term , meskipun setiap term itu adalah kata atau kumpulan kata pada dirinya sendiri merupakan ekspresi verbal dari pengertian, dan bahwa tidak semua kata pada dirinya sendiri sebagai subyek atau predikat didalam suatu proposisi. Contoh : Orangtua asuh, Pecinta Alam. Binatang

Pelatihan Penalaran
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penalaran merupakan kemampuan berpikir manusia yang berkaitan dengan logika atau keterampilan intelektual sehingga dapat ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan secara langsung dan intensif.
Adapun yang dimaksud dengan pelatihan penalaran adalah serangkaian tugas mengerjakan soal-soal atau problem-problem penalaran yang diakukan secara berulang-ulang, sehingga seseorang atau sekelompok orang menjadi lebih terampil di dalam menarik kesimpulan-kesimpulan dari suatu permasalahan menurut prinsip-prinsip penalaran.

Daftar Pustaka :












Tidak ada komentar:

Posting Komentar