Teori-teori yang Berhubungan dengan Penalaran
Pengertian Penalaran
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.berdasarkan pengamatan yang sejenis
juga akan berbentuk proposisi-proposisi yang sejenis,berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar,orang menyimpulkan sebuah
proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut
menalar. Penalaran ada dua jenis yaitu :
Penalaran Induktif & Penalaran Deduktif.
Penalaran adalah
sebagian hasil dari cara kita berfikir , penalaran biasanya berhubungan dengan
logika. Penalaran berkaitan erat dengan bagaimana manusia mencapai
kesimpulan-kesimpulan tertentu baik dari premis langsung maupun tidak langsung.
Penalaran dan pemecahan masalah biasanya adalah topik-topik yang sangat erat
hubungannya dengan aspek-aspek yang secara umum berhubungan dengan berpikir.
Ciri-ciri Penalaran :
1.
Adanya suatu pola berpikir yang luas
dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
2.
Sifat analitik dari proses berpikir.
Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan
langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara
analitik.
ciri-ciri penalaran lainnya :
1. dilakukan
dengan sadar
2. didasarkan
atas sesuatu yang sudah diketahul
3. Sistematis
4. terarah,
bertujuan
5. menghasilkan
kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru
6. sadar
tujuan
7. premis
berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh
8. pola
pemikiran tertentu
9. sifat
empiris rasional
Contoh:
A. Semua sapi adalah binatang
B. Semua binatang adalah makhluk hidup
C. Semua makhluk hidup akan mati
Jadi, semua sapi
akan mati
Jadi, menurut
logika formal dapat ditarik kesimpulan, bahwa semua A adalah C yaitu: semua
sapi akan mati.
Penalaran Induktif
Menurut Nisbet,
Krantz, Jepson, dan Kunda (1983) berargumen bahwa penalaran induktif merupakan
aktivitas manusia dalam pemecahan masalah yang memiliki arti sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari dan berada dimana-mana. Pembentukan konsep,
generalisasi contoh-contoh, dan tindakan membuat penalaran induktif. Proses
penalaran induktif dilakukan malalui proposisi-proposisi khusus untuk
menghasilkan proposisi yang lebih umum, atau melalui proposisi khusus menuju
pada proposisi khusus lain yang melewati proposisi yang lebih umum.
Penalaran induktif
adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang
bersifat umum (Smart,1972:64). Penalaran ini lebih banyak berpijak pada
observasi inderawi atau empiri. Dengan kata lain penalaran induktif adalah
proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata
menjadi kesimpulan yang bersifat umum.(Suriasumantri, 1985:46).
Penalaran Induktif
(Khusus – Umum) :
1. Generalisasi
2. Analogi
3. Sebab-akibat (kausal)
Generalisasi
Generalisasi adalah
suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual ( khusus
) menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena
individual yang diselidiki. Macam – macam generalisasi :
1. Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh
fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh : setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setiap
bulan tahun Masehi kemudian disimpulkan bahwa : Semua bulan Masehi mempunyai
hari tidak lebih dari 31. Dari penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu
jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan.
Generalisasi macam ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat
diserang. Tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis.
2. Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi berdasarkan
sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diselidiki.
Contoh : setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia
bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong royong, kemudian kita simpulkan
bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka gotong royong, maka penyimpulan
ini adalah generalisasi tidak sempurna.
Analogi
Analogi adalah
suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan /referensi tentang kebenaran suatu
gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki
sifat-sifat esensisal penting yang bersamaan.
Contoh : Bagaikan
badai mengamuk, memorakporandakan segala sesuatu yang ditemui. Rumah-rumah
berantakan, pohon-pohon bertumbangan tiada bersisa. Tinggallah akhirnya dataran
yang luas dan sunyi dengan puing-puing gedung dan pohon-pohon yang tumbang.
Demikianlah penderitaan telah membuatnya hancur luluh tanpa ampun. Rasanya tak
ada lagi yang tersisa, kecuali badan yang hampa rasa, tanpa citra, cipta, dan
karya.
Hubungan Kausal
Hubungan kausal
adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki
pola hubungan sebab akibat. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi
variabel yang lain (dependen).
Contoh : Kemarin
Budi tidak dapat mengerjakan soal ujian. Hari ini pengumuman nilai ujian dan
budi mendaptkan nilai jelek. Karena itu, Budi pasti tidak belajar.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif
adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan informasi baru yang berdasarkan
informasi lama (yang tersimpan dalam ingatan). Penalaran deduktif bertujuan
untuk menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang shahih. Studi-studi tentang
penalaran deduktif yang mendasarkan pada mekanisme mental hampir sama tua
dengan psikologi eksperimen. Oleh karena terdapat masalah yang kontraversional
berkaitan dengan fenomena penalaran deduktif, beberapa penelitian juga masih
terus dilakukan para ahli.
Penalaran Deduktif
(Umum – Khusus), Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada
suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan
berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih
khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi
operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami
suatu gejala terlebih dahulu yang harus memiliki konsep dan teori tentang
gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan.
Contoh : Laptop
adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
Faktor – faktor
penalaran deduktif :
1. Pembentukan Teori
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasionalisasi
1) Premis adalah pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan
kesimpulan.Kemudian premis dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang
termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi
subjek).
Contoh : Semua Tanaman membutuhkan air. Akasia adalah tanaman.
Akasia membutuhkan air.
2) Silogisme adalah proses yang menghubungkan 2 proposisi yang
berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan. Silogisme terdiri atas : premis
mayor(dianggap benar), premis minor(peristiwa khusus), dan kesimpulan Beberapa
ketentuan silogisme :
a.
Hanya terdiri dari tiga proposisi.
b.
Jika mengandung premis positif dan
negatif maka kesimpulannya negatif.
c.
Dari dua premis yang negatif tidak
dapat ditarik kesimpulan.
Contoh : Indonesia adalah negara
yang tidak ramah. Amir adalah orang yang tidak ramah. Jadi, Amir adalah orang
Indonesia.
3) Entimem adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat
dikatakan pula silogisme. Tetapi di dalam entimem premisnya dihilangkan / tidak
diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh : Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari. Pada
malam hari tidak ada matahari. Pada malam hari tidak mungkin ada fotosintesis.
4) Proposisi adalah kalimat logika yang merupakan pernyataan
tentang antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah.
Proposisi merupakan suatu kegiatan rohani baik menyuguhkan atau mengingkari.
Contoh : Proposisi yang menyuguhkan “Semua orang Negro hitam”
dan proposisi yang mengingkarinya “Semua orang Negro tidak hitam”.
5) Term adalah suatu kata atau kelompok kata yang menempati subjek
(S) dan predikat (P). Tidak semua kata adalah term , meskipun setiap term itu
adalah kata atau kumpulan kata pada dirinya sendiri merupakan ekspresi verbal
dari pengertian, dan bahwa tidak semua kata pada dirinya sendiri sebagai subyek
atau predikat didalam suatu proposisi. Contoh : Orangtua asuh, Pecinta Alam.
Binatang
Pelatihan Penalaran
Dari penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa penalaran merupakan kemampuan berpikir manusia
yang berkaitan dengan logika atau keterampilan intelektual sehingga dapat
ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan secara langsung dan intensif.
Adapun yang dimaksud
dengan pelatihan penalaran adalah serangkaian tugas mengerjakan soal-soal atau
problem-problem penalaran yang diakukan secara berulang-ulang, sehingga
seseorang atau sekelompok orang menjadi lebih terampil di dalam menarik
kesimpulan-kesimpulan dari suatu permasalahan menurut prinsip-prinsip
penalaran.
Daftar Pustaka :
http://sanggamtogatorop.blogspot.com/2014/03/teori-teori-yang-berhubungan-dengan.html
*sumber diakses pada 19 maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar