UKM
: PENGRAJIN SEPATU (INDUSTRI RUMAH)
Masih ingatkah krisis
ekonomi yang terjadi pada tahun 1997? Saat itu ekonomi di Indonesia sangat
terpuruk banyak pengusaha besar yang gulung tikar tapi disisi lain masih ada
usaha yang tetap bertahan dimana eksistensi usaha tersebut masih tetap ada. Ukm
merupakan sektor yang bisa bertahan dalam keadaan krisis ekonomi, hal ini
dibuktikan dari meningkatnya unit ukm dan tenaga kerja pasca krisis ekonomi.
Kali ini saya akan
membahas suatu contoh sektor ukm, di lingkungan tempat tinggal saya ada tempat
usaha pengrajin sepatu, sepasang suami istri ini mulai mendirikan usahanya pada
tahun 2007 di kota kelahiran mereka di Tasikmalaya, dan mereka memutuskan
pindah ke Jakarta pada tahun 2010 untuk melanjutkan usaha mereka, mereka
memilih Jakarta dengan beberapa pertimbangan diantaranya adalah sasaran pasar
yang cukup luas seperti orang perkantoran,mahasiswi bahkan ibu rumah tangga
yang umumnya bersifat konsumtif. Harga yang lebih tinggi ini juga menjadi
alasan pembuat sepatu ini pindah ke Jakarta. Sepatu yang mereka buat kebanyakan
sepatu wanita seperti sepatu hak tinggi (highheels dan wedges) dan sepatu hak
rata (flatshoes).
usaha pembuatan sepatu itu dilakukan oleh 2
orang, mereka mendapatkan bahan mentah dari toko yang menjual bahan mentah yang
banyak di daerah jatinegara (jakpus). biasanya mereka bisa menghasilkan 20
pasang sepatu tiap harinya, harga sepatu wanita itu bervariasi sesuai tingkat
kesulitan pembuatannya harganya itu biasanya berkisar antara 60 ribu-100 ribu.
Cukup murah untuk sepatu yang berkualitas apalagi jika dibandingkan dengan
sepatu impor yang harganya lebih mahal, sampai saat ini usaha sepatu ini masih
bertahan dan terus berkembang, karena usaha ini memiliki banyak reseller yang
berfungsi memasarkan dan menjual produk tersebut.
Keunggulan dari usaha
pembuatan sepatu ini bagi konsumen bukan hanya harga yang murah dan kualitas
yang bagus tetapi konsumen bisa memilih model sepatu, warna, serta tinggi hak
sepatu. Biasanya waktu pembuatan sepatu paling lama tujuh hari (seminggu),
bukan waktu yang lama untuk mendapatkan sepatu yang cantik. Hal ini membuat
konsumen puas dan akhirnya menjadi pelanggan. Meskipun ada beberapa kesulitan
yang dialami diantaranya mereka sering keliru dalam pembuatan sepatu misalnya
salah warna, atau bahkan salah ukuran tapi mereka tidak ingin membuat pelanggan
kecewa, biasanya mereka memperbaiki atau bahkan membuat ulang kembali sepatu
yang salah. Karena menurut mereka (pembuat sepatu) kepuasan konsumen itu yang
utama, jika konsumen puas, permintaan pembuatan sepatu pun meningkat diikuti
dengan laba yang didapat.
Keunggulan bagi
pengusaha sendiri, tentunya adalah laba dari penjualan sepatu tersebut laba
bersih yang didapat tiap minggunya bisa mencapai 3juta atau sekitar 12 juta/bulan,
jika usaha ini terus berjalan dan terus ditingkatkan mutunya pasti akan
berkembang dan bisa menjadi usaha yang besar sehingga bisa merekrut tenaga
kerja. Ukm seperti ini seharusnya mendapat perhatian dari pemerintah baik dari
segi riil maupun materiil. Serta peraturan tentang penggunaan produk dalam
negeri supaya kita sebagai warga negara Indonesia bisa lebih mencintai produk
dalam negeri ketimbang produk luar negeri, jika hal ini dilakukan bukan tidak
muingkin ukm di Indonesia akan lebih maju dan hal itu berpengaruh pada jalannya
perekonomian nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar