Minggu, 28 Oktober 2012

TULISAN 2 SOFTSKIL "EKONOMI KOPERASI"



UKM : PENGRAJIN SEPATU (INDUSTRI RUMAH)


Masih ingatkah krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997? Saat itu ekonomi di Indonesia sangat terpuruk banyak pengusaha besar yang gulung tikar tapi disisi lain masih ada usaha yang tetap bertahan dimana eksistensi usaha tersebut masih tetap ada. Ukm merupakan sektor yang bisa bertahan dalam keadaan krisis ekonomi, hal ini dibuktikan dari meningkatnya unit ukm dan tenaga kerja pasca krisis ekonomi. 

Kali ini saya akan membahas suatu contoh sektor ukm, di lingkungan tempat tinggal saya ada tempat usaha pengrajin sepatu, sepasang suami istri ini mulai mendirikan usahanya pada tahun 2007 di kota kelahiran mereka di Tasikmalaya, dan mereka memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 2010 untuk melanjutkan usaha mereka, mereka memilih Jakarta dengan beberapa pertimbangan diantaranya adalah sasaran pasar yang cukup luas seperti orang perkantoran,mahasiswi bahkan ibu rumah tangga yang umumnya bersifat konsumtif. Harga yang lebih tinggi ini juga menjadi alasan pembuat sepatu ini pindah ke Jakarta. Sepatu yang mereka buat kebanyakan sepatu wanita seperti sepatu hak tinggi (highheels dan wedges) dan sepatu hak rata (flatshoes).

 usaha pembuatan sepatu itu dilakukan oleh 2 orang, mereka mendapatkan bahan mentah dari toko yang menjual bahan mentah yang banyak di daerah jatinegara (jakpus). biasanya mereka bisa menghasilkan 20 pasang sepatu tiap harinya, harga sepatu wanita itu bervariasi sesuai tingkat kesulitan pembuatannya harganya itu biasanya berkisar antara 60 ribu-100 ribu. Cukup murah untuk sepatu yang berkualitas apalagi jika dibandingkan dengan sepatu impor yang harganya lebih mahal, sampai saat ini usaha sepatu ini masih bertahan dan terus berkembang, karena usaha ini memiliki banyak reseller yang berfungsi memasarkan dan menjual produk tersebut. 

Keunggulan dari usaha pembuatan sepatu ini bagi konsumen bukan hanya harga yang murah dan kualitas yang bagus tetapi konsumen bisa memilih model sepatu, warna, serta tinggi hak sepatu. Biasanya waktu pembuatan sepatu paling lama tujuh hari (seminggu), bukan waktu yang lama untuk mendapatkan sepatu yang cantik. Hal ini membuat konsumen puas dan akhirnya menjadi pelanggan. Meskipun ada beberapa kesulitan yang dialami diantaranya mereka sering keliru dalam pembuatan sepatu misalnya salah warna, atau bahkan salah ukuran tapi mereka tidak ingin membuat pelanggan kecewa, biasanya mereka memperbaiki atau bahkan membuat ulang kembali sepatu yang salah. Karena menurut mereka (pembuat sepatu) kepuasan konsumen itu yang utama, jika konsumen puas, permintaan pembuatan sepatu pun meningkat diikuti dengan laba yang didapat. 

Keunggulan bagi pengusaha sendiri, tentunya adalah laba dari penjualan sepatu tersebut laba bersih yang didapat tiap minggunya bisa mencapai 3juta atau sekitar 12 juta/bulan, jika usaha ini terus berjalan dan terus ditingkatkan mutunya pasti akan berkembang dan bisa menjadi usaha yang besar sehingga bisa merekrut tenaga kerja. Ukm seperti ini seharusnya mendapat perhatian dari pemerintah baik dari segi riil maupun materiil. Serta peraturan tentang penggunaan produk dalam negeri supaya kita sebagai warga negara Indonesia bisa lebih mencintai produk dalam negeri ketimbang produk luar negeri, jika hal ini dilakukan bukan tidak muingkin ukm di Indonesia akan lebih maju dan hal itu berpengaruh pada jalannya perekonomian nasional.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar