BILA DIKIRIM
MENJADI SEORANG GURU DI PELOSOK INDONESIA
Jika saya ditugaskan menjadi
seorang guru di pelosok Indonesia saya akan memilih Kalimantan sebagai tempat
pengabdian saya karena Kalimantan termasuk pulau yang terpencil dan jauh dari hingar
binger perkotaan dan kata modern.
Dan inilah daerah di pulau
Kalimantan yang saya pilih yaitu Kabupaten Sambas yang terletak di Provinsi
Kalimantan Barat memiliki luas wilayah 6.395,70 km² atau 639.570 ha (4,36% dari
luas wilayah Propinsi Kalimantan Barat), merupakan wilayah Kabupaten yang
terletak pada bagian pantai barat paling utara dari wilayah propinsi Kalimantan
Barat. Panjang pantai ± 128,5 km dan panjang perbatasan negara ± 97 km.
Dengan
kondisi Daerah
Kondisi Geografis
Batas wilayah
Kabupaten Sambas terletak di
antara 1’23” LU dan 108’39” BT dengan batas-batas wilayah administratif sebagai
berikut :
Utara : Sarawak,
Malaysia Timur
Selatan : Kota
Singkawang
Barat : Selat
Karimata, Laut Cina Selatan
Timur : Kabupaten
Bengkayang
Kondisi wilayah Kabupaten
Sambas bedasarkan ketingggian terletak di 0-7 M diatas permukaan laut. Jenis
tanah di daerah datar meliputi jenis
Organosol, Aluvial dan Podsolik Merah Kuning (PMK) sedangkan di daerah berbukit
dan bergunung meliputi jenis tanah Latosol dan Podsolik Merah Kuning (PMK).
Secara umum Kabupaten Sambas
memiliki 3 (tiga) Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan total hamparan 516.200 ha,
meliputi:
DAS Paloh: 64.375 ha.
DAS Sambas: 258.700 ha
DAS Sebangkau: 193.125 ha.
Kabupaten Sambas terbentuk sekarang ini adalah hasil pemekaran
kabupaten pada tahun 2000. Sebelumnya wilayah Kabupaten Sambas sejak tahun 1960
adalah meliputi juga Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang sekarang dimana
pembentukan Kabupaten Sambas pada tahun 1960 itu adalah berdasarkan bekas
wilayah kekuasaan Kesultanan Sambas.
Penduduk Kabupaten Sambas
berdasarkan hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010 berjumlah 496.116 jiwa terdiri
dari penduduk laki-laki 244.569 jiwa dan penduduk perempuan 251.547 jiwa dengan
kepadatan rata-rata 77,32 jiwa/km². Terdiri dari Suku Dayak, Melayu Sambas,
China Hakka dan lain-lain. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sambas
berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kabupaten
Sambas Tahun 2004 adalah 18.005 Kepala Keluarga miskin dengan jumlah 74.968
jiwa.
Suku
Sambas
Suku Sambas adalah suku yang
berada di kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Kabupaten Sambas terkenal dengan
sebuah peninggalan sejarah yaitu sebuah keraton peninggalan kerajaan Sultan
Sambas. Penduduknya mayoritas melayu, dan berbahasa melayu.
Suku Sambas merupakan suku
baru yang muncul dalam sensus tahun 2000 dan merupakan 12% dari penduduk
Kalimantan Barat, sebelumnya suku Sambas tergabung ke dalam suku Melayu pada
sensus 1930. Sehubungan dengan hal tersebut kemungkinan "Dialek Melayu
Sambas" meningkat statusnya dari sebuah dialek menjadi bahasa kesukuan
yaitu Bahasa Suku Sambas.
Kebiasaan
masyarakat sehari-harinya sama dengan masyarakat di daerah lain
namun biasanya masyarakat disini mengisi waktu senggangnya dengan menenun nama
kainnya “kain tenun sambas” ini juga bisa menambah pendapatan masyarakat suku
sambas. Sedangkan anak-anak suku sambas lebih senang berenang dan mencari ikan
di sungai.
Mata
pencaharian suku sambas mayoritas adalah sebagai petani
di sector pertanian ini paling banyak diminati oleh masyarakat suku sambas
mungkin karena tekstur dan jenis tanahnya yang cocok untuk pertanian.
Rencana
kerja
Berhubung masyarakat suku
sambas berbahasa melayu jadi saya akan mengajarkan pelajaran bahasa Indonesia tanpa
menghilangkan bahasa suku sambas kepada anak-anak disini alasannya bahasa
Indonesia merupakan media pemersatu bangsa dan sebagai warga negara yang baik
kita harus mengerti bahasa Indonesia, mengajarkan membaca dan menulis agar
mereka tidak buta huruf. Selain bahasa Indonesia, Matematika juga menjadi
pilihan saya untuk saya bagi kepada anak-anak suku sambas, karena ilmu
menghitung itu penting agar anak-anak disini setidaknya bisa membantu orang
tuanya dan kelak bisa menjadi seorang pengusaha atau bahkan ilmuwan.
Biasanya anak-anak di suku
pedalaman tidak tertarik dengan belajar
karena mereka tidak diharuskan belajar oleh orang tua mereka selain itu faktor
sarana pendidikan yang belum menunjang dan keterbatasan tenaga pengajar juga
menjadi faktornya sehingga anak-anak lebih memilih bermain, Untuk itu jika saya
menjadi guru disini saya lebih memilih belajar di tempat yang terbuka (di
alam), agar anak-anak tertarik dan mau menjadi anak didik saya dan bisa menyatu
dengan alam, selain itu saya akan mengajar dengan bahasa daerah sambas ini agar
komunikasi kami terjalin dengan baik. Saya akan mengajar cara membaca dengan
tenik mengeja bacaan dan menulis kalimat pokok,juga menghitung selain itu saya juga akan membacakan dongeng
dan pengetahuan umum untuk mereka agar mereka tertarik untuk membaca dan
memiliki wawasan luas.
Yang
Saya Harapkan Setelah Menyelesaikan Tugas sebagai Guru
·
Untuk
anak-anak didik
Saya
sangat berharap ilmu yang saya berikan bisa bermanfaat,dan saya sangat berharap
anak-anak bisa berbahasa Indonesia yang baik agar bisa menumbuhkan rasa
persatuan, selain itu bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta mampu
menjadikannya sebuah motivasi agar semua anak didik saya kelak bisa meraih
mimpinya dan bisa menjadi orang sukses.
·
Untuk
masyarakat sekitar
Saya
berharap masyarakat sekitar khususnya orang tua yang memiliki anak bisa
mendukung dan lebih memperhatikan pendidikan anak-anak mereka karena anak-anak
itu asset negara yang memiliki potensi jika sudah dilatih dari kecil selain itu
orang tua juga harus memperhatikan kondisi fisik dan kesehatan anak-anaknya.
·
Untuk
diri saya
Semoga
saya bisa mengambil hikmah serta pelajaran dari tugas yang sudah saya
selesaikan, bahwa hidup adalah suatu pembelajaran yang membutuhkan proses untuk
sukses, selain itu kesederhanaan yang masih melekat pada masyarakat sambas juga
mengajarkan saya untuk bisa menghadapi sulitnya hidup, dan semoga saya bisa
menjadi orang yang lebih baik lagi.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar